Cirebon, 2/8 (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon mengirimkan surat permohonan bantuan kepada PDAM Kabupaten Cirebon dan Kuningan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih pelanggannya akibat pecahnya pipa transmisi pada hari Minggu lalu.

"Kami sudah mengirimkan surat permohonan bantuan tanki air bersih beserta isinya kepada PDAM tetangga, yaitu Kabupaten Cirebon dan Kuningan. Semoga permohonan kami tersebut mendapat respon positif," kata Direktur Umum PDAM Kota Cirebon Sofyan Satari dalam jumpa pers Senin di kantor PDAM Kota Cirebon.

Jika disetujui, bantuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih 54 ribu pelanggan PDAM Kota Cirebon untuk sementara waktu hingga proses perbaikan pipa transmisi selesai.

Dikatakan Sofyan, armada yang tersedia di dua PDAM tetangga tersebut masing-masing sebanyak dua tanki kapasitas 3.000 liter. Dia berharap bantuan kiriman air bersih dapat dilakukan lebih dari lima kali sehari mengingat banyaknya jumlah pelanggan PDAM yang kesulitan air.

Mengenai upaya perbaikan pipa yang rusak, dijelaskan Direktur Teknik PDAM Kota Cirebon Sri Supanti pihaknya sudah merencanakan beberapa langkah konkrit untuk menangani hal tersebut.

"Sejak kemarin kami sudah melakukan upaya-upaya perbaikan secara bertahap selama 24 jam non stop dan hari ini pipa yang pecah sudah dipotong, tinggal dilakukan penyambungan," kata Sri.

Salah satu kendala yang sedang dihadapi saat ini, katanya adalah terdapat satu komponen yang tidak tersedia di Cirebon sehingga terpaksa harus didatangkan dari Jakarta.

"Komponen tersebut saat ini sedang dalam perjalanan menuju Cirebon, mungkin baru datang besok. Setelah komponen tersebut ada, kemudian segera akan dilakukan penyambungan pipa," kata Sri.

Setelah penyambungan berhasil, langkah selanjutnya adalah pengecoran bantalan pipa dengan beton. Jika kondisi memungkinkan dan coran beton sudah kering, lanjut Sri, langkah berikutnya adalah uji coba pengaliran air secara bertahap.

"Mudah-mudahan tanggal 4 Agustus air sudah dapat dialirkan secara bertahap sedikit demi sedikit dengan mempertimbangkan kondisi kelabilan tanah. Kami tidak berani mengalirkan air sekaligus dalam jumlah besar karena akibatnya bisa fatal," katanya.

Diakui Sri proses normalisasi ini akan berlangsung sekitar satu minggu dan air yang mengalir ke kran pelanggan kemungkinan akan kecil. Selama proses normalisasi tersebut, Sri mengimbau kepada masyarakat untuk membuka kran ledengnya untuk mempercepat aliran air kembali normal.

"Dengan seluruh pelanggan membuka kran ledengnya, maka udara yang ada di pipa dapat keluar dengan cepat dan akan mempercepat pula proses pemenuhan air dalam pipa dan aliran air akan kembali normal," ujar Sri.

Menganai kemungkinan kerusakan pipa lain akibat kejadian ini, Sri mengatakan hal tersebut akan ditanggulangi bertahap kemudian.

"Yang terpenting sekarang adalah pelayanan air bersih untuk pelanggan dulu. Setelah seluruh pelanggan dapat menikmati air bersih, baru kami akan memeriksa kemungkinan kerusakan lain akibat kejadian ini," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pipa transimi berdiameter 700 Mm milik PDAM kota Cirebon pecah akibat terjadi tekanan air yang berlebih ("water hammer"). Hal tersebut terjadi berawal dari musibah yang menimpa salah seorang karyawan PDAM yang bernama Eman Suherman yang tewas tersedot pipa utama di sumur penampungan di sumber air Paniis Kabupaten Kuningan saat sedang membersihkan pipa dari sampah yang menyumbat.

Untuk mempercepat proses evakuasi jenazah Eman, petugas PDAM menutup katup "over speed" yang berada di Desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon tak jauh dari objek wisata Plangon. Penutupan katup tersebut justru malah menyebabkan "water hammer" hingga menyebabkan pipa yang terkubur di Jl Sumber-Kuningan meledak dan menyebabkan lubang selebar 2 meter serta air menyembur keluar.***3***

M Taufik

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010