Bandung, 22/7 (ANTARA) - Sekitar 30 ribu hektare lahan perkebunan teh di kawasan Provinsi Jawa Barat menjadi lahan tidur atau kritis karena tidak terkelola dengan baik.

"Jumlah lahan perkebunan teh di Jabar ini ada 47 ribu hektare, yang terurus atau dikelola hanya 17 ribu hektare. Jadi masih ada 30 ribu hektare lagi yang tidak dikelola atau terurus," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Barat Min Aminah Mussadad di Bandung, Kamis.

Ia menjelaskan, walaupun hanya 17 ribu hektare, namun eksistensi teh Indonesia sudah memiliki nama atau terkenal di pasar internasional.

"Padahal, kalau Jabar mau maju, harus bisa mengembangkan komoditas unggulan, seperti halnya teh," ujarnya.

Pihaknya berharap, jika seluruh lahan kritis, khususnya lahan perkebunan teh yang ada di Jabar bisa dikelola dengan baik maka bisa membuat paru-paru dunia dan dapat menyerap lapangan kerja.

"Kalau saja seluruh lahan kritis di Jawa Barat ini dikelola dengan baik, maka tentunya bisa membawa perubahan bagi sistem sosial di Jawa Barat," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pernah melakukan uji coba sistem penghijauan baru untuk lahan kritis di kawasan Pegunungan Wayang.

Pada lahan seluas 50 hektare itu, akan ditanami 103 ribu bibit termasuk bibit pohon keras seperti kopi.

Menurut Heryawan, dana yang dipakai uji coba untuk lahan kritis tersebut berasal dari CSR sejumlah perusahaan di Jawa Barat.

"Dana tak hanya dipakai menyediakan bibit pohon dan penanamannya, tapi juga termasuk biaya perawatannya," katanya.

Menurutnya, cara ini sengaja dilakukan untuk menyiasati kegagalan program rehabilitasi lahan kritis yang selama ini banyak mengalami kegagalan.

***2***
B/Z003
(U.KR-ASJ/B/Z003/Z003) 22-07-2010 17:37:14

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010