Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyatakan pemerintah kota memberikan perhatian penuh kepada kaum disabilitas dengan memberikan layanan publik yang bisa diakses dengan warga yang mempunyai keterbatasan tersebut.
"Kami akan perhatikan layanan publik dengan menambah fasilitas agar kaum disabilitas bisa berinteraksi dengan baik dengan layanan tersebut," kata Imam Budi Hartono usai menghadiri pemberian kaki palsu kepada tiga warga Depok dari Yayasan Kemanusiaan Pesona Indonesia di kantor Kecamatan Sukmajaya.
Imam mengatakan bagi kaum disabilitas tentunya mempunyai masalah umum di lembaga apapun seperti di rumah sakit, perbankan atau lembaga lainnya. Ia mencontohkan ada dari mereka tidak bisa mendengar, maka selain pengumuman melalui suara, juga dibutuhkan pengumuman tertulis sehingga mereka bisa mengetahui bila mereka dipanggil.
Untuk itu kata Imam perhatian pemerintah kota Depok ke masyarakat disabilitas akan dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Kita harus memberikan kesempatan kepada mereka. Jangan sampai ada perbedaan dengan perlakuan yang tidak adil," jelasnya.
Imam yang juga ketua DPD PKS Kota Depok memberikan apresiasi Yayasan Kemanusiaan Pesona Indonesia (YKPI) yang telah membantu memberikan kaki palsu tiga orang warga Depok.
Untuk itu Imam mengajak kepada seluruh warga Depok bergerak untuk bisa membantu kaum disabilitas tersebut dengan berkoordinasi dengan YKPI dan juga bisa menghubungi kecamatan setempat.
Orangtua dari Natasha (anak yang menerima dua kaki palsu), Putri bersyukur mendapat batuan dua kaki palsu tersebut.
"Alhamdulillah bisa dapat bantuan kaki palsu. Ini tentunya sangat berguna bagi anak saya," ujarnya.
Sementara itu tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengembangkan aplikasi Muter (Teman Tuli, Teman Dengar) yang mampu membantu mengatasi permasalahan Teman Tuli saat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Seringkali pengumuman terkait layanan KRL, seperti pemberitahuan stasiun, transit, hingga perubahan rute kerap menyulitkan Teman Tuli. Tidak jarang membuat Teman Tuli melewatkan stasiun tujuannya," ujar Ketua Tim Rancangan Aplikasi Muter Ajeng Riski Anugrah.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ajeng Riski Anugrah (Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA UI)); Grace Elizabeth Kristiani (FIA UI); dan Nandhika Prayoga Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom UI)
Menurut Ajeng, aplikasi Muter akan tersedia di ponsel pintar pengguna, sehingga dapat membantu mobilitas Teman Tuli, dan menikmati pelayanan KRL Commuter Line Jabodetabek secara inklusif. Aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan fitur notifikasi getar untuk mengingatkan Teman Tuli ketika mereka sudah mendekati stasiun yang dituju.
"Kami juga merancang fitur Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo, yang dikemas dalam bentuk gambar beranimasi dan video. Dengan demikian akan memudahkan komunikasi antara Teman Tuli dengan Teman Dengar," ujarnya.
Baca juga: UI hasilkan sejumlah produk inovasi selama pandemi COVID-19
Baca juga: Kampung Tangguh Bojong Gede Depok tekan penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami akan perhatikan layanan publik dengan menambah fasilitas agar kaum disabilitas bisa berinteraksi dengan baik dengan layanan tersebut," kata Imam Budi Hartono usai menghadiri pemberian kaki palsu kepada tiga warga Depok dari Yayasan Kemanusiaan Pesona Indonesia di kantor Kecamatan Sukmajaya.
Imam mengatakan bagi kaum disabilitas tentunya mempunyai masalah umum di lembaga apapun seperti di rumah sakit, perbankan atau lembaga lainnya. Ia mencontohkan ada dari mereka tidak bisa mendengar, maka selain pengumuman melalui suara, juga dibutuhkan pengumuman tertulis sehingga mereka bisa mengetahui bila mereka dipanggil.
Untuk itu kata Imam perhatian pemerintah kota Depok ke masyarakat disabilitas akan dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Kita harus memberikan kesempatan kepada mereka. Jangan sampai ada perbedaan dengan perlakuan yang tidak adil," jelasnya.
Imam yang juga ketua DPD PKS Kota Depok memberikan apresiasi Yayasan Kemanusiaan Pesona Indonesia (YKPI) yang telah membantu memberikan kaki palsu tiga orang warga Depok.
Untuk itu Imam mengajak kepada seluruh warga Depok bergerak untuk bisa membantu kaum disabilitas tersebut dengan berkoordinasi dengan YKPI dan juga bisa menghubungi kecamatan setempat.
Orangtua dari Natasha (anak yang menerima dua kaki palsu), Putri bersyukur mendapat batuan dua kaki palsu tersebut.
"Alhamdulillah bisa dapat bantuan kaki palsu. Ini tentunya sangat berguna bagi anak saya," ujarnya.
Sementara itu tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengembangkan aplikasi Muter (Teman Tuli, Teman Dengar) yang mampu membantu mengatasi permasalahan Teman Tuli saat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Seringkali pengumuman terkait layanan KRL, seperti pemberitahuan stasiun, transit, hingga perubahan rute kerap menyulitkan Teman Tuli. Tidak jarang membuat Teman Tuli melewatkan stasiun tujuannya," ujar Ketua Tim Rancangan Aplikasi Muter Ajeng Riski Anugrah.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ajeng Riski Anugrah (Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA UI)); Grace Elizabeth Kristiani (FIA UI); dan Nandhika Prayoga Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom UI)
Menurut Ajeng, aplikasi Muter akan tersedia di ponsel pintar pengguna, sehingga dapat membantu mobilitas Teman Tuli, dan menikmati pelayanan KRL Commuter Line Jabodetabek secara inklusif. Aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan fitur notifikasi getar untuk mengingatkan Teman Tuli ketika mereka sudah mendekati stasiun yang dituju.
"Kami juga merancang fitur Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo, yang dikemas dalam bentuk gambar beranimasi dan video. Dengan demikian akan memudahkan komunikasi antara Teman Tuli dengan Teman Dengar," ujarnya.
Baca juga: UI hasilkan sejumlah produk inovasi selama pandemi COVID-19
Baca juga: Kampung Tangguh Bojong Gede Depok tekan penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021