Bogor, 19/7 (ANTARA) - Peneliti Institut Pertanian Bogor menemukan vaksin rekombinan virus KHV atau Koi Herpes Virus pada ikan, kata Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Dr I Wayan Nurjaya, MSc, di Bogor, Senin.

Vaksin DNA penyandi glikoprotein virus KHV ikan dengan menggunakan isolat lokal merupakan temuan pertama di Indonesia, kata Wayan.

Hasil temuan mahasiswa program doktor pascasarjana, Sri Nuryati tersebut dijabarkan dalam sidang terbuka disertasinya yang berjudul "Pengembangan Vaksin DNA Penyandi Glikoprotein Virus KHV Menggunakan Isolat Lokal".

Sidang terbuka tersebut dipimpin oleh Wayan dan menghadirkan sejumlah pakar sebagai penguji yaitu Prof Dr Fachriyan H. Pasaribu, Prof Dr Retno D Soejoedono MS, Dr Alimuddin MSc dan Dr Sukenda MSc.

Selain itu, sidang juga menghadirkan Direktur Kesehatan dan Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Muhammad Murdjani MSc serta staf pengajar bagian patologi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Peternakan IPB Dr Agus Setiyono MS sebagai penguji luar komisi.

Sidang terbuka dengan dengan menghadirkan Sri Nuryati sebagai promovenda tersebut diselenggarakan di Gedung Andi Hakim Nasution Lt 6 kampus IPB Darmaga Bogor.

Sementara itu Sri Nuryati yang dinyatakan berhasil mempertahankan hasil penelitiannya di depan dewan penguji sidang terbuka, mengemukakan, virus KHV merupakan virus yang menginfeksi ikan mas dan koi yang menyebabkan kematian massal.

Virus KHV tersebar di Eropa, Jepang, Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, Thaiwan, China dan Malaysia.

Virus KHV masuk Indonesia tahun 2002 melalui perdagangan ikan lintasnegara. Penyebaran virus tersebut telah mendatangkan kerugian besar bagi industri budi daya ikan mas dan koi di Tanah Air.

Pada akhir tahun 2004, penyebaran virus KHV telah menyebabkan kematian bagi sembilan juta ekor ikan mas di Sumatera Utara.

"Virus KHV tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali," kata Nuryati.

Nuryati mengaku tergugah melakukan penelitian tentang virus KHV ikan, karena meskipun virus mematikan tersebut telah mewabah di Indonesia sejak 2002, namun belum ada langkah strategis untuk menanggulangi wabah penyakit tersebut.

Oleh karena itu, Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kementerian Perikanan dan Kelautan menetapkan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi KHV sebagai penyakit utama pada budi daya ikan di Indonesia.

Menurut Nuryati, sifat virus herpes yang berasosiasi kuat dengan sel sulit ditanggulangi. Langkah pencegahan dapat dilakukan denan vaksinasi yaitu berupa vaksin konvensional dan vaksin rekombinan.

Vaksin konvensional diberikan berupa virus dilemahkan maupun dimatikan. Sedangkan vaksin rekombinan merupakan hasil rekayasa genetika di mana sekuen gen virus yang bersifat imunogenik disisipkan ke plasmid dan plasmid selanjutnya dipropagasi di bakteri.

"Vaksin rekombinan berupa protein rekombinan yang bersifat imunogenik," papar Nuryati.

Akhmad Fahir

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010