Cianjur, 15/7 (ANTARA) - Selama tiga tahun Tita (40) ibu rumah tangga warga Kampung Lembur Tengah, Desa Babakan Karet, Kecamatan Cianjur, Jabar, menderita kanker payudara.

Kepada wartawan di Cianjur, Kamis, suami Tita, Dayat (40), menuturkan karena kondisi ekonomi yang lemah, membuat Tita pasrah dan berharap mendapatkan bantuan dari berbagai kalangan masyarakat, untuk mengangkat kanker payudaranya itu.

"Istri saya sejak tahun 2008 menderita kanker payudara atau penyakit Tumor Mammae Dextra," katanya.
Penyakit yang kerap menimpa kaum hawa itu, kini telah merusak sel-sel payudaranya sehingga anak ketiganya yang masih balita terpaksa tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif.

Dayat yang bekerja sebagai petani serabutan, mengaku tetap berupaya mencari biaya demi kesembuhan istrinya itu.

Selama ini, Tita hanya berbekal Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) tahun 2009, pernah berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, namun penyakitnya itu tak kunjung membaik.

Masyarakat sekitar yang memiliki tingkat kepedulian sosial tinggi, digagas Ketua RT setempat, A Supiandi, secara sukarela mengumpulkan uang untuk membantu biaya pengobatan Tita.

"Namun uang itu, tidak cukup untuk biaya pengobatan. Jadi, dana yang terkumpul alakadarnya itu, dipakai untuk bekal perjalanan ke rumah sakit nanti," kata Supiandi.

Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Babakan Karet, Holidin didampingi wakil ketuanya, Alex Yuda berharap, Pemkab Cianjur, dapat memberikan bantuan terhadap derita Tita.

"Waktu ibu bupati mengunjungi desa kami, kami sudah mengajukan yang bersangkutan agar memeroleh bantuan, mudah-mudahan mendapat respon positif karena kondisi Tita sudah mengkhawatirkan," ujar Alex.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cianjur, Hj Yana Rosdiana, membenarkan pihaknya telah menerima permintaan bantuan dari salah seorang warga atas nama Tita.

Diakuinya, pihaknya mempunyai alat monograf yang dibeli Pemkab Cianjur, senilai Rp1 miliar, namun terkait penyakit yang diderita Tita, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak.

"Kami mungkin akan memberikan bantuan alakadarnya karena kalau semua dibiayai, terbentur dengan anggaran yang sangat terbatas," katanya.

Dia menambahkan, selama ini di Cianjur, yang mempunyai penyakit serupa, banyak. Setiap bulannya ada 10-20 orang, yang dirujuk ke RSHS Bandung.***3***

Fikri

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010