Tim Pengabdi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan kegiatan pemberian edukasi terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi selama pandemi COVID-19 bagi warga Sawangan Kota Depok Jawa Barat.
"Edukasi ini meliputi pengetahuan dan kepatuhan penderita dalam memeriksa tekanan darah dan minum obat, beraktivitas fisik, pengelolaan stres, pengaturan pola makan serta pentingnya dukungan keluarga, dan peer group dalam meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi," kata Ketua Pengabdi Masyarakat FKM UI Prof. Dr. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc dalam keterangannya, Senin.
Ia mengatakan kegiatan ini melibatkan sebanyak 45 orang penderita hipertensi, enam orang kader, serta satu orang petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan ini, Tim Pengabdi menyediakan sebuah wadah daring (WhatsApp Group) bagi anggota keluarga penderita hipertensi, kader dan petugas puskesmas sehingga memudahkan diskusi mengenai beragam informasi gizi dan kesehatan terkait hipertensi.
Ratu Ayu menjelaskan Tim Pengabdi juga memberikan satu buah tensimeter digital untuk setiap posbindu, APD dasar (masker dan faceshield) dan satu set leaflet edukasi gizi dan kesehatan mengenai hipertensi (terdiri dari enam buah) pada seluruh stakeholder yang hadir.
Pada kesempatan tersebut, Tim Pengabdi juga mempraktikkan cara menggunakan tensimeter yang benar, karena alat tersebut belum pernah tersedia sebelumnya di tingkat Posbindu. Dengan demikian, diharapkan penderita hipertensi dapat lebih mudah dan lebih sering memantau tekanan darah tanpa harus mengunjungi Puskesmas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kita tidak pernah mengetahui sampai kapan pandemi Covid-19 ini berakhir, namun Tim Pengabdi berharap dengan berakhirnya kegiatan ini, baik petugas puskesmas, kader dan penderita hipertensi masih dapat saling bekerja sama dalam memantau dan mengendalikan penyakit hipertensi agar tidak menjadi lebih parah di kemudian hari," katanya.
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi diketahui memberikan dampak negatif dengan beragam komplikasi kesehatan dan beban ekonomi penduduk yang berkaitan dengan menurunnya produktivitas.
Hal ini menjadi semakin pelik dengan adanya pandemi global Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sejak bulan Maret 2020, karena penderita tidak dapat lagi secara rutin berobat dan mengikuti kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Meskipun pemerintah telah berupaya untuk melakukan pengendalian hipertensi melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas dan kegiatan Posbindu di masyarakat, namun sayangnya belum banyak kegiatan edukasi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan penderita komorbiditas, khususnya pada kondisi pandemi COVID-19.
Baca juga: FKM UI gencarkan penyuluhan edukasi COVID-19 model baru di Depok
Baca juga: FTUI rancang 'Corona Go' edukasi COVID-19 melalui permainan ponsel
Baca juga: UI beri edukasi layanan kesehatan mental saat pandemi corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Edukasi ini meliputi pengetahuan dan kepatuhan penderita dalam memeriksa tekanan darah dan minum obat, beraktivitas fisik, pengelolaan stres, pengaturan pola makan serta pentingnya dukungan keluarga, dan peer group dalam meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi," kata Ketua Pengabdi Masyarakat FKM UI Prof. Dr. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc dalam keterangannya, Senin.
Ia mengatakan kegiatan ini melibatkan sebanyak 45 orang penderita hipertensi, enam orang kader, serta satu orang petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan ini, Tim Pengabdi menyediakan sebuah wadah daring (WhatsApp Group) bagi anggota keluarga penderita hipertensi, kader dan petugas puskesmas sehingga memudahkan diskusi mengenai beragam informasi gizi dan kesehatan terkait hipertensi.
Ratu Ayu menjelaskan Tim Pengabdi juga memberikan satu buah tensimeter digital untuk setiap posbindu, APD dasar (masker dan faceshield) dan satu set leaflet edukasi gizi dan kesehatan mengenai hipertensi (terdiri dari enam buah) pada seluruh stakeholder yang hadir.
Pada kesempatan tersebut, Tim Pengabdi juga mempraktikkan cara menggunakan tensimeter yang benar, karena alat tersebut belum pernah tersedia sebelumnya di tingkat Posbindu. Dengan demikian, diharapkan penderita hipertensi dapat lebih mudah dan lebih sering memantau tekanan darah tanpa harus mengunjungi Puskesmas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kita tidak pernah mengetahui sampai kapan pandemi Covid-19 ini berakhir, namun Tim Pengabdi berharap dengan berakhirnya kegiatan ini, baik petugas puskesmas, kader dan penderita hipertensi masih dapat saling bekerja sama dalam memantau dan mengendalikan penyakit hipertensi agar tidak menjadi lebih parah di kemudian hari," katanya.
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi diketahui memberikan dampak negatif dengan beragam komplikasi kesehatan dan beban ekonomi penduduk yang berkaitan dengan menurunnya produktivitas.
Hal ini menjadi semakin pelik dengan adanya pandemi global Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sejak bulan Maret 2020, karena penderita tidak dapat lagi secara rutin berobat dan mengikuti kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Meskipun pemerintah telah berupaya untuk melakukan pengendalian hipertensi melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas dan kegiatan Posbindu di masyarakat, namun sayangnya belum banyak kegiatan edukasi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan penderita komorbiditas, khususnya pada kondisi pandemi COVID-19.
Baca juga: FKM UI gencarkan penyuluhan edukasi COVID-19 model baru di Depok
Baca juga: FTUI rancang 'Corona Go' edukasi COVID-19 melalui permainan ponsel
Baca juga: UI beri edukasi layanan kesehatan mental saat pandemi corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021