Athor Subroto terpilih menjadi Direktur Sekolah Kajian Statejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) untuk periode 2021-2025.

"Pembukaan program S2 dan S3 perguruan tinggi asing di Jakarta, serta pembukaan prodi multidisiplin lain oleh internal UI menjadi suatu potensi tantangan yang harus kita hadapi di masa mendatang," kata Athor Subroto dalam keterangannya di Depok, Jumat.

Pada pemaparannya yang berjudul “SKSG UI: Bersiap Menjadi Unggul & Kompetitif”, Athor yang saat ini sebagai Penjabat Direktur SKSG UI menyampaikan bahwa ke depannya SKSG UI memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi.

Athor Subroto terpilih setelah mengungguli tiga kandidat lainnya, yaitu Sutanto Soehodho, Abdul Muta'ali, dan Ali Abdullah Wibisono.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, ia membagi rencana kerja menjadi program jangka pendek (2021-2022) dan jangka menengah (2022-2023). Untuk program jangka pendek, ia akan melakukan perluasan kerja sama dan kemitraan, percepatan pemenuhan jumlah dosen yang memiliki jabatan fungsional lektor kepala dan guru besar, penguatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Massive Open Online Course (MOOC), serta pembaruan fasilitas belajar mengajar.

“Pembaruan fasilitas harus mengakomodasi konsep 'inclusive', 'gender equality', dan 'smart green' dan harus bisa diterapkan di seluruh lingkungan SKSG,” ungkapnya.

Dalam jangka menengah, hal utama yang akan ia lakukan memperkuat kerja sama internasional seperti kegiatan "joint thesis supervision", pertukaran pelajar, dan "visiting scholar"/professor. Diharapkan dalam jangka menengah, penguatan PJJ dan MOOC yang dilakukan akan membawa penguatan sisi finansial yang signifikan bagi SKSG.

Saat sesi tanya jawab, Rektor UI bertanya kepada para kandidat tentang perubahan tren paradigma pendidikan di Barat yang saat ini lebih bersifat "unbundling".

“Dunia industri tidak lagi terlalu menekankan kepada gelar akademik, tetapi kompetensi profesional yang lebih terasah. Bagaimana respons adaptasi SKSG ke depan menghadapi bentuk perubahan ini?” ujarnya.

Athor memberikan jawaban dengan menekankan kepada peningkatan kualitas peserta didik dan finansial SKSG melalui pengembangan metode e-learning.

Menurut dia, program e-learning SKSG akan dilakukan dengan metode bilingual serta mempunyai nilai keindonesiaan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menarik minat mahasiswa asing dan meningkatkan kualitas pendidikan SKSG.

Para kandidat yang telah memasuki tahap asesmen adalah mereka yang telah melalui proses penjaringan terlebih dahulu. Penjaringan dilakukan dengan melihat kinerja akademis, penilaian kecakapan manajerial, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan dan kreativitas serta integritas.

SKSG UI resmi berdiri pada 2016 dengan dikeluarkannya Keputusan Rektor UI Nomor 1097/SK/R/UI/2016 setelah sebelumnya tergabung sebagai salah satu program studi dalam Program Pascasarjana UI Multidisiplin Ilmu. Hingga saat ini, SKSG UI memiliki sembilan program studi tingkat S2 dan satu program studi S3. Program doktor ini menjadi program S3 pertama di Indonesia dalam bidang kajian stratejik dan global.

Baca juga: Universitas Indonesia siapkan Arsiparis berkompeten level D4

Baca juga: UI sediakan 8.628 kursi bagi mahasiswa jenjang D3, D4, dan S1

Baca juga: RSKGM FKG UI berikan layanan vaksinasi COVID

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021