Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) menunggu kepastian pemerintah Arab Saudi untuk bisa membuka ibadah haji khusus.
Ketua Umum Amphuri Firman M Nur dalam diskusi webinar "Umrah Anti-Mainstream" yang dipantau dari Jakarta, Senin, optimistis Saudi akan membuka penyelenggaraan haji di tahun ini meski pandemi. Hanya saja belum dapat dipastikan mengenai kuota hajinya.
"Tentang haji, insya Allah bahwa mereka ada kajian intens bahwa pelaksanaan haji dan umrah bisa dilakukan meski dalam keadaan terbatas. Pelaksanaan bisa dilaksanakan meski tidak 100 persen dibuka," katanya.
Menurut dia, usaha travel umrah dan haji khusus kini memang sedang lesu seiring terjadinya pandemi COVID-19. Kendati begitu, asosiasi travel tetap optimistis wisata religi ke Tanah Suci, Arab Saudi, tetap akan diminati.
Arab Saudi, kata dia, selalu memiliki daya tarik dengan adanya kota sakral Mekkah dan Madinah. Hal itu belum termasuk tujuan pariwisata lainnya yang sedang dikembangkan oleh kerajaan Petro Dolar tersebut, misalnya Madain Saleh (petilasan Nabi Saleh AS) dengan pesona keagamaan, sejarah dan bentang alamnya.
"Jangan takut. Mekkah adalah magnet bagi umat Islam seluruh dunia. Ada ayat Al Quran yang menggaransi orang akan terus datang ke Tanah Suci dalam segala kondisi," kata dia.
Ia mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara pengirim jamaah terbanyak ke Tanah Suci. Jamaah Indonesia mendapatkan perhatian khusus dari Arab Saudi.
"Kemarin saat umrah dibuka, ada batasan usia jamaah adalah 18-50 tahun. Sementara Januari kemarin jamaah kita bisa ada yang 60 tahun. Ini dalam arti Saudi semaksimal mungkin memberi kesempatan bagi orang datang ke Tanah Suci, meski secara regulasi mereka ketat," katanya.
Baca juga: Menteri Agama Yaqut usul ada vaksin COVID-19 untuk jamaah haji
Baca juga: Ma'ruf Amin berpesan subsidi biaya haji jangan terlalu besar
Baca juga: MUI keluarkan fatwa tentang pendaftaran haji pada usia dini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ketua Umum Amphuri Firman M Nur dalam diskusi webinar "Umrah Anti-Mainstream" yang dipantau dari Jakarta, Senin, optimistis Saudi akan membuka penyelenggaraan haji di tahun ini meski pandemi. Hanya saja belum dapat dipastikan mengenai kuota hajinya.
"Tentang haji, insya Allah bahwa mereka ada kajian intens bahwa pelaksanaan haji dan umrah bisa dilakukan meski dalam keadaan terbatas. Pelaksanaan bisa dilaksanakan meski tidak 100 persen dibuka," katanya.
Menurut dia, usaha travel umrah dan haji khusus kini memang sedang lesu seiring terjadinya pandemi COVID-19. Kendati begitu, asosiasi travel tetap optimistis wisata religi ke Tanah Suci, Arab Saudi, tetap akan diminati.
Arab Saudi, kata dia, selalu memiliki daya tarik dengan adanya kota sakral Mekkah dan Madinah. Hal itu belum termasuk tujuan pariwisata lainnya yang sedang dikembangkan oleh kerajaan Petro Dolar tersebut, misalnya Madain Saleh (petilasan Nabi Saleh AS) dengan pesona keagamaan, sejarah dan bentang alamnya.
"Jangan takut. Mekkah adalah magnet bagi umat Islam seluruh dunia. Ada ayat Al Quran yang menggaransi orang akan terus datang ke Tanah Suci dalam segala kondisi," kata dia.
Ia mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara pengirim jamaah terbanyak ke Tanah Suci. Jamaah Indonesia mendapatkan perhatian khusus dari Arab Saudi.
"Kemarin saat umrah dibuka, ada batasan usia jamaah adalah 18-50 tahun. Sementara Januari kemarin jamaah kita bisa ada yang 60 tahun. Ini dalam arti Saudi semaksimal mungkin memberi kesempatan bagi orang datang ke Tanah Suci, meski secara regulasi mereka ketat," katanya.
Baca juga: Menteri Agama Yaqut usul ada vaksin COVID-19 untuk jamaah haji
Baca juga: Ma'ruf Amin berpesan subsidi biaya haji jangan terlalu besar
Baca juga: MUI keluarkan fatwa tentang pendaftaran haji pada usia dini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021