Bupati Bogor Ade Yasin meminta masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) standar pencegahan penularan COVID-19, karena tak ingin ada penerapan karantina wilayah atau "lockdown".

"Kan ekonomi sedang terpuruk kalau lockdown. Kalau kita disiplin (prokes, Red) saja enggak begini terus naik," ujar Ade Yasin, di Cibinong, Bogor, Rabu.

Ia berharap, masyarakat patuh dalam menerapkan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), sehingga Pemerintah tidak harus menerapkan lockdown untuk menekan angka penularan COVID-19.

Pasalnya, banyak kalangan menilai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlangsung sejak 26 Januari tidak efektif.

"Efektif tidak efektif tergantung perilaku masyarakat. Mungkin karena sudah kelamaan jenuh akhirnya masyarakat tidak disiplin, malas pakai masker. Ini tugas satgas mulai dari tingkat RT, RW, dan desa kembali mengedukasi soal pentingnya prokes ke masyarakat," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu pula.

Hingga Rabu malam, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor mencatat ada 8.149 kasus COVID-19 di wilayahnya, dengan rincian 7.391 kasus sembuh, 81 kasus meninggal dunia, dan 671 kasus berstatus positif aktif.

"Kabupaten Bogor menerapkan PSBB melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai tanggal 26 Januari sampai dengan tanggal 8 Februari 2021," kata Ade Yasin.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bogor tembus 8.000 pasien

Baca juga: Ridwan Kamil tak akan ambil kebijakan "lockdown" untuk Jawa Barat

 

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021