PT Pertamina (Persero) berencana untuk mengkonversi sebagian kapasitas kilang minyak yang dimilikinya untuk bisa memproduksi petrokimia guna ikut mendukung pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

CEO Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) Pertamina Heru Setiawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin, mengatakan hal itu dilakukan agar aset yang dimiliki BUMN itu bisa tetap digunakan meski ada inisiatif pengembangan kendaraan listrik.

"Kita sadari demand BBM akan turun. Oleh karena itu, untuk di sisi kilang, kilang nanti akan berkonversi selain menyediakan BBM untuk masyarakat, juga dikonversikan sebagian kapasitasnya itu menjadi petrokimia, yang nanti berhubungan juga dengan EV," katanya.



Heru menjelaskan penambahan kapasitas untuk produksi petrokimia akan ditingkatkan sebagai bahan baku plastik yang akan menggantikan plat baja yang ada di kendaraan berbahan bakar fosil.

"Karena sebagian besar kendaraan listrik itu, dalam rangka kompensasi beratnya baterai, itu (perlu) mengganti plat baja jadi plastik. Oleh karena itu, ke depannya kilang kami akan kami konversikan untuk memproduksi petrokimia sebagai bahan baku untuk EV maupun baterainya," kata Heru.

Khusus untuk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Heru menjelaskan Pertamina telah berkoordinasi dengan PLN yang juga membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).



"Nanti akan di-combine (SPBU) dengan SPKLU," katanya.

Pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia akan melibatkan konsorsium Indonesia Battery Holding (IBH) yang terdiri atas empat BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

MIND ID sebagai holding industri pertambangan bersama Antam berperan untuk menyediakan bijih nikel sebagai bahan baku baterai hingga diolah menjadi bahan antara berupa prekursor dan katoda.

Pertamina akan berperan untuk memanufaktur produk hilir meliputi pembuatan sel baterai, battery pack, serta Energy Storage System (ESS). Sementara PLN, akan berperan untuk pembuatan baterai sel, penyediaan infrastruktur SPKLU, pengisian daya kendaraan listrik dan integrator Energy Management System (EMS).

Baca juga: Pertamina nantinya akan jadi produsen baterai kendaraan listrik

Baca juga: Wapres sebut ketergantungan impor energi fosil harus dihentikan

Baca juga: Pertamina lanjutkan program program Pertalite harga khusus di wilayah Cirebon

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021