Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap impor energi fosil harus segera dihentikan dan diganti dengan energi terbarukan yang dimiliki di dalam negeri.

"Ketergantungan kita terhadap energi fosil yang diimpor harus secara bertahap diganti dengan energi yang bersumber dari energi terbarukan yang tersedia secara lokal," kata Wapres Ma’ruf dalam orasi ilmiahnya pada acara Dies Natalis V dan Lustrum I Universitas Pertamina Tahun 2020 secara daring, Senin.

Ketergantungan Indonesia dalam memasok energi fosil dari negara lain memang cukup besar. Wapres mencontohkan untuk gas minyak cair atau Liquified Petroleum Gas (LPG) sebanyak 70 persen bahan bakunya masih impor.



"Kita juga harus menyadari bahwa saat ini kita masih sangat tergantung pada energi fosil yang sebagian besar justru diimpor. Saya ingin memberikan contoh, sumber energi utama yang digunakan untuk memasak oleh sebagian besar rumah tangga di Indonesia yakni LPG, lebih dari 70 persen diimpor," ujar Wapres Ma'ruf Amin.

Merujuk pada data Dewan Energi Nasional (DEN) tahun 2019, Wapres menyebutkan bauran energi primer nasional untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) hanya 9,15 persen, sementara dari batu bara sebanyak 37,15 persen, minyak bumi sebanyak 33,58 persen, dan gas bumi sebesar 20,13 persen.

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan potensi pengembangan EBT di dalam negeri dapat meningkat hingga 50 persen di 2050, sehingga diharapkan penggunaan bahan bakar fosil dapat berkurang hingga 50 persen di tahun yang sama.

Baca juga: Pemerintah dorong pemanfaatan "green fuel" dan kurangi energi fosil

Baca juga: Asosiasi Panas Bumi dukung pemerintah perbaiki harga EBT

Baca juga: LIPI hadirkan 3 hasil penelitian energi terbarukan di Hari Bumi

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021