Bogor, 26/5 (ANTARA) - Enam mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor meraih penghargaan "Ford Foundation" dalam ajang "The Indonesian Scholarship Dissertation Award" (ISDA) atas disertasinya yang dinilai inovatif dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

"Penghargaan tersebut diberikan bagi mahasiswa pascasarjana yang disertasinya memiliki kriteria inovatif, visioner, terobosan dan berdampak kepada kesejahteraan," kata Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, M.Sc di Bogor, Jabar, Rabu.

Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara "Apresiasi Prestasi Mahasiswa Penerima Penghargaan Ford Foundation," Senin malam (24/5).

Mereka yang mendapatkan penghargaan dari program kerja sama "Ford Fondation" dan "Indonesian International Education Foundation" (IIEF) itu adalah drh Bambang Ngaji Utomo, M.Sc. (Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan), Ir Bethsy J Pattiasina, M.Si. (Ilmu Perairan), Drs Iwa Mara Trisawa (Entomologi), Ir Kasutjianingati, M.Sc. (Agronomi), Rizal Alamsyah, MAppSc (Ketekhnikan Pertanian), dan Dr Tyas Retno Wulan, M.Si. (Sosiologi Pedesaan).

Selain IPB, peraih penghargaan lain berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan lima penghargaan, Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan empat penghargaan, Universitas Indonesia (UI) dua penghargaan, dan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Airlangga, dan IAIN Sunan Ampel masing-masing satu penghargaan.

Rektor IPB lebih lanjut mengemukakan, riset harus berdampak nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil disertasi juga tidak hanya ditumpuk di rak perpustakaan, namun diwujudkan dalam paper dan publikasi jurnal.

"Komersialisasi bangku kuliah 'no', komersialisasi hasil riset 'yes'. Riset pascasarjana merupakan hal penting dalam rangka IPB menuju "World Class University" (WCU). Dan saya kira sangat penting untuk mengikuti jejak mereka yang mendapatkan penghargaan ini," ujar Herry menegaskan.

Ia mengharapkan komersialisasi hasil riset terkait dengan pengembangan produk, teknologi atau pendekatan baru yang kemudian dirumuskan dalam bentuk perolehan paten.

"Banyak gagasan cemerlang yang dibangkitkan dari persoalan yang ada di sekitar kita. Keinginan kita menjadi WCU tidak boleh mengabaikan persoalan yang ada di sekitar kita. Dengan mempelajari dan mencoba memecahkannya membuat kita memiliki kekhasan tersendiri," paparnya.

IIEF (Yayasan Pendidikan Internasional Indonesia) adalah sebuah organisasi pendidikan yang bekerja sama dengan "the Institute of International Education" (IIE/Institusi Pendidikan Internasional). IIE sendiri merupakan sebuah organisasi pertukaran pendidikan swasta nirlaba paling berpengalaman dan terbesar di dunia.

Melalui kerja sama ini, IIEF mengadakan berbagai jenis program beasiswa pendidikan baik di dalam dan di luar negeri, termasuk beberapa pelatihan jangka pendek serta program untuk para profesional dan akademisi yang didanai oleh lembaga sponsor internasional. Yayasan tersebut berlokasi di New York.

Program beasiswa ini diberikan khusus bagi mahasiwa program doktor untuk penyelesaian disertasi. Yayasan tersebut memberikan sejumlah dana sesuai dengan besarnya biaya disertasi yang diajukan.

Manager IIEF Fenty Agtiffantono dalam sambutan pada acara tersebut mengatakan, penghargaan ini diberikan guna mendukung mahasiswa program doktor (Phd) yang proposal penelitiannya dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan, masa depan, kemajuan, dan kesejahtaraan masyarakat Indonesia.

Ia mengatakan, ISDA baru pertama kali diadakan di Indonesia dan pelamarnya pada tahun 2009 berjumlah 450 mahasiswa dari 40 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. "Mereka adalah mahasiswa program doktor yang sudah mulai melakukan disertasi," ucapnya.

Sri Haryati

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010