Cianjur, 25/5 (ANTARA)-Keakuratan sebagian sensus penduduk tahun 2010 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dinilai berbagai kalangan meragukan karena petugas cacah lapangan di beberapa wilayah terkesan tidak maksimal.

Seperti di Desa Wanasari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, ungkap warga, Selasa, petugas cacah lapangan (PCL) tidak melakukan pendataan terhadap warga sekitar, belum menggunakan formulir daftar isian kuesioner yang tersedia.

Namun para PCL, hanya menempelkan stiker di jendela rumah warga, sebagai bukti bahwa warga di rumah tersebut telah didata.

"Tahu-tahu sudah ada stiker di jendela rumah. Tapi kami tidak merasa ada PCL yang datang untuk melakukan sensus dan wawancara," kata Tanu warga Tanjung Sari.

Rahman Rustandi (32) Koordinator Kecamatan (Korcam) Yayasan Forum Perencanaan Pembangunan Cianjur (YFP2C), membenarkan hal tersebut. Pihaknya mendapatkan laporan dari warga di dua desa itu.
Ia menilai, proses pendataan penduduk, khususnya dalam mengisi daftar kuesioner dalam SP 2010 ini, terkesan asal tembak. Pendataan dilakukan tanpa melakukan cek dan ricek atau validasi data.

"Bagaimana bisa mendapatkan akurasi data kalau kinerjanya sendiri seperti itu. Seharusnya tugas dan tanggungjawab PCL, sangat penting untuk mengetahui akurasi jumlah penduduk," ucapnya.
Sekretaris Komisi I DPRD Cianjur, Moch Toha sangat menyayangkan apabila benar terjadinya kondisi tersebut. Sebab, SP 2010 merupakan proyek nasional, dimana akurasi data kependudukan sangat diperlukan.

"Ini akan berdampak luas, sebab validasi data penduduk di Cianjur, akan dipakai untuk standar nasional dan lokal seperti validasi data untuk Pemilukada," katanya.

Ia berharap, dalam perekrutan petugas di lapangan, pihak Badan Pusat Statistik (BPS) bisa lebih selektif, mengutamakan warga sekitar yang mengetahui medan dan memiliki SDM yang memadai.

(U.K-FKR/B/Y003/Y003) 25-05-2010 18:11:45

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010