Menko PMK Muhadjir Effendy mengaku segera berbincang dengan Menteri BUMN, Erick Thohir untuk membahas penanganan banjir bandang di Kompleks Gunung Mas, Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pasalnya, ia bersama Bupati Bogor Ade Yasin di tengah kunjungannya ke pengungsian korban bencana pada Rabu, menyarankan PTPN sebagai pemilik kawasan Gunung Mas agar menanam pohon vetiver untuk mengantisipasi terjadinya longsor atau banjir susulan.
"Nanti kita lihat kapasitas berapa kebutuhannya, apakah perlu ada dukungan dari dinas terkait atau Kementerian Kehutanan, kemudian BNPB, atau cukup hanya PTPN. Saya juga akan bicara dengan menteri BUMN," kata Muhadjir.
Dia mengatakan banjir akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu penanganannya akan relatif lebih mudah ditangani karena ada andil PTPN sebagai perusahaan plat merah.
"Kemudian juga yang terdampak dari segi jumlah rumahnya juga tidak banyak. Tetap memang untuk mengantisipasi agar tidak terjadi akibat banjir susulan, maka kita ungsikan sementara," tuturnya.
Namun, ia menyarankan agar PTPN mengambil langkah relokasi jika kondisnya tak memungkinkan untuk korban bencana kembali menempati rumah masing-masing.
"Tadi saya juga sudah menyarankan PTPN supaya ada pemindahan rumah karyawan yang kira-kira rentan dengan ancaman banjir dan longsor, ini dipindah ke tempat lebih aman," katanya.
Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan banjir bandang pada Selasa (19/1) pagi itu, menyebabkan empat rumah dan satu warung rusak, serta merendam puluhan rumah lainnya.
Tercatat 180 kepala keluarga (KK) dengan 714 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman.
Baca juga: Kemensos bantu Rp229 juta untuk korban bencana di Puncak Bogor
Baca juga: Menko PMK ingin lokasi banjir bandang di Gunung Mas Bogor ditanami vetiver
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pasalnya, ia bersama Bupati Bogor Ade Yasin di tengah kunjungannya ke pengungsian korban bencana pada Rabu, menyarankan PTPN sebagai pemilik kawasan Gunung Mas agar menanam pohon vetiver untuk mengantisipasi terjadinya longsor atau banjir susulan.
"Nanti kita lihat kapasitas berapa kebutuhannya, apakah perlu ada dukungan dari dinas terkait atau Kementerian Kehutanan, kemudian BNPB, atau cukup hanya PTPN. Saya juga akan bicara dengan menteri BUMN," kata Muhadjir.
Dia mengatakan banjir akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu penanganannya akan relatif lebih mudah ditangani karena ada andil PTPN sebagai perusahaan plat merah.
"Kemudian juga yang terdampak dari segi jumlah rumahnya juga tidak banyak. Tetap memang untuk mengantisipasi agar tidak terjadi akibat banjir susulan, maka kita ungsikan sementara," tuturnya.
Namun, ia menyarankan agar PTPN mengambil langkah relokasi jika kondisnya tak memungkinkan untuk korban bencana kembali menempati rumah masing-masing.
"Tadi saya juga sudah menyarankan PTPN supaya ada pemindahan rumah karyawan yang kira-kira rentan dengan ancaman banjir dan longsor, ini dipindah ke tempat lebih aman," katanya.
Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan banjir bandang pada Selasa (19/1) pagi itu, menyebabkan empat rumah dan satu warung rusak, serta merendam puluhan rumah lainnya.
Tercatat 180 kepala keluarga (KK) dengan 714 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman.
Baca juga: Kemensos bantu Rp229 juta untuk korban bencana di Puncak Bogor
Baca juga: Menko PMK ingin lokasi banjir bandang di Gunung Mas Bogor ditanami vetiver
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021