Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy ingin agar lokasi banjir bandang di Komplek Gunung Mas, Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ditanami pohon vetiver untuk mengantisipasi terjadinya longsor ataupun banjir susulan.
"Saya merekomendasikan supaya ada penanaman pohon tanaman keras yang lebih diperpadat dan diperbanyak sehingga lingkungan bisa aman," ungkapnya didampingi Bupati Bogor, Ade Yasin saat meninjau lokasi bencana, Rabu (20/1).
Menurutnya, hasil diskusi dengan pihak PTPN sebagai pemilik Kawasan Gunung Mas bahwa perusahaan plat merah tersebut bersedia memperbanyak tanaman yang memiliki akar keras seperti veriver.
"Nanti kita lihat kapasitas berapa kebutuhannya, apakah perlu ada dukungan dari dinas terkait atau Kementerian Kehutanan, kemudian BNPB, atau cukup hanya PTPN. Saya juga akan bicara dengan menteri BUMN," kata Muhadjir.
Meski begitu, ia tidak melihat ada permasalahan lingkungan yang serius dari peristiwa banjir bandang akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu.
"Kejadian banjir bandang ini terutama akibat curah hujan yang sangat luar biasa besarnya, karena bertubi-tubi ada hujan deras. Kalau segi lingkungan, sepanjang yang saya amati termasuk laporan dari PTPN sebetulnya masih terawat dengan baik," tuturnya.
Seperti diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa peristiwa yang terjadi pada Selasa (19/1) pagi itu menyebabkan empat rumah dan satu warung rusak, serta merendam puluhan rumah.
Tercatat sebanyak 180 keluarga (KK) dengan 714 jiwa mengungsi di tempat-tempat yang dianggap aman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya merekomendasikan supaya ada penanaman pohon tanaman keras yang lebih diperpadat dan diperbanyak sehingga lingkungan bisa aman," ungkapnya didampingi Bupati Bogor, Ade Yasin saat meninjau lokasi bencana, Rabu (20/1).
Menurutnya, hasil diskusi dengan pihak PTPN sebagai pemilik Kawasan Gunung Mas bahwa perusahaan plat merah tersebut bersedia memperbanyak tanaman yang memiliki akar keras seperti veriver.
"Nanti kita lihat kapasitas berapa kebutuhannya, apakah perlu ada dukungan dari dinas terkait atau Kementerian Kehutanan, kemudian BNPB, atau cukup hanya PTPN. Saya juga akan bicara dengan menteri BUMN," kata Muhadjir.
Meski begitu, ia tidak melihat ada permasalahan lingkungan yang serius dari peristiwa banjir bandang akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu.
"Kejadian banjir bandang ini terutama akibat curah hujan yang sangat luar biasa besarnya, karena bertubi-tubi ada hujan deras. Kalau segi lingkungan, sepanjang yang saya amati termasuk laporan dari PTPN sebetulnya masih terawat dengan baik," tuturnya.
Seperti diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa peristiwa yang terjadi pada Selasa (19/1) pagi itu menyebabkan empat rumah dan satu warung rusak, serta merendam puluhan rumah.
Tercatat sebanyak 180 keluarga (KK) dengan 714 jiwa mengungsi di tempat-tempat yang dianggap aman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021