Jakarta, 20/5 (ANTARA) - Kandidat Ketua Umum Partai Demokrat Marzuki Alie mempertanyakan manfaat penggunaan sistem "e-voting" (pemungutan suara secara elektronik) dalam pemilihan ketua umum Partai Demokrat pada kongres di Bandung, 21-23 Mei.
"Harus dipahami pemanfaatan alat elektronik itu untuk apa. Alat elektronik itu bisa saja digunakan jika pemilihan dan penghitungan secara manual jelas-jelas membutuhkan waktu lama," kata Marzuki Alie ketika dihubungi melalui telepon seluler, Kamis petang.
Dijelaskannya, jika jumlah pemilihnya sedikit maka penggunaan alat elektronik itu kurang memberikan manfaat.
Jika pemilihnya hanya sekitar 500 orang, kata dia, tidak perlu menggunakan alat elektronik karena dihitung secara manual tidak membutuhkan waktu lama.
"Penghitungan suara menggunakan alat elektronik jika jumlah pemilihnya sangat banyak dan memakan waktu lama," katanya.
Marzuki juga mempertanyakan penggunaan alat elektronik "e-voting" apakah menjamin pemilihan akan berlangsung secara bebas dan rahasia.
"Penggunaan alat elektronik itu perlu diuji dulu sebelum digunakan pada pemilihan ketua umum, apakah benar-benar memenuhi unsur langsung, umum, bebas, dan rahasia," katanya.
Marzuki meminta panitia menjelaskan dulu apa manfaat penggunaan alat elektronik "e-voting" sebelum memutuskan menggunakannya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok mengatakan, penghitungan suara elektronik "e-voting" diperlukan untuk menghitung pemilih yang jumlahnya sangat banyak, misalnhya pemilu legislatif atau pemilu presiden.
"Kalau hanya menghitung 500 pemilih, tidak perlu menggunakan "e-voting," katanya.
Apalagi alat elektronik "e-voting", katanya, ada "print out" (bukti) sehingga tidak menjamin kerahasiaan.
Menurut dia, dari "print out" itu bisa diketahui siapa memilih siapa sehingga berpotensi terjadi politik uang.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini mengusulkan agar pemilihan ketua umum dilakukan secara manual karena lebih sederhana dan lebih menjamin kerahasiaan.
(T.R024/B/U002)
(T.R024/B/U002/U002) 20-05-2010 18:53:36
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Harus dipahami pemanfaatan alat elektronik itu untuk apa. Alat elektronik itu bisa saja digunakan jika pemilihan dan penghitungan secara manual jelas-jelas membutuhkan waktu lama," kata Marzuki Alie ketika dihubungi melalui telepon seluler, Kamis petang.
Dijelaskannya, jika jumlah pemilihnya sedikit maka penggunaan alat elektronik itu kurang memberikan manfaat.
Jika pemilihnya hanya sekitar 500 orang, kata dia, tidak perlu menggunakan alat elektronik karena dihitung secara manual tidak membutuhkan waktu lama.
"Penghitungan suara menggunakan alat elektronik jika jumlah pemilihnya sangat banyak dan memakan waktu lama," katanya.
Marzuki juga mempertanyakan penggunaan alat elektronik "e-voting" apakah menjamin pemilihan akan berlangsung secara bebas dan rahasia.
"Penggunaan alat elektronik itu perlu diuji dulu sebelum digunakan pada pemilihan ketua umum, apakah benar-benar memenuhi unsur langsung, umum, bebas, dan rahasia," katanya.
Marzuki meminta panitia menjelaskan dulu apa manfaat penggunaan alat elektronik "e-voting" sebelum memutuskan menggunakannya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok mengatakan, penghitungan suara elektronik "e-voting" diperlukan untuk menghitung pemilih yang jumlahnya sangat banyak, misalnhya pemilu legislatif atau pemilu presiden.
"Kalau hanya menghitung 500 pemilih, tidak perlu menggunakan "e-voting," katanya.
Apalagi alat elektronik "e-voting", katanya, ada "print out" (bukti) sehingga tidak menjamin kerahasiaan.
Menurut dia, dari "print out" itu bisa diketahui siapa memilih siapa sehingga berpotensi terjadi politik uang.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini mengusulkan agar pemilihan ketua umum dilakukan secara manual karena lebih sederhana dan lebih menjamin kerahasiaan.
(T.R024/B/U002)
(T.R024/B/U002/U002) 20-05-2010 18:53:36
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010