Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan berbagai macam bencana yang terjadi beberapa waktu terakhir merupakan ujian bagi masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya.
"Mulai dari COVID-19, banjir di Kalimantan, insiden pesawat Sriwijaya Air, gempa bumi di Sulawesi Barat, tanah longsor di Sumedang, gunung berapi dan sebagainya merupakan ujian bagi Indonesia," kata dia saat pencanangan gerakan nasional pendonor plasma konvalesen yang dipantau di Jakarta, Senin secara daring.
Wakil Presiden ke-10 dan 12 tersebut mengatakan beragam bencana yang terjadi harus diatasi sebaik-baiknya secara bersama-sama.
Salah satu hal yang bisa dilakukan secara bersama ialah mengatasi pandemi COVID-19 melalui donor plasma konvalesen dari penyintas.
Donor plasma konvalesen, ujar dia, akan berguna bagi para penderita COVID-19 untuk menjalani terapi penyembuhan.
Ia mengatakan tingginya angka masyarakat Indonesia yang terjangkit dan meninggal dunia akibat virus tersebut merupakan musibah besar.
Pemerintah tidak hanya tinggal diam, sejumlah upaya terus dilakukan agar rantai penularan dapat diputus termasuk mendatangkan tiga juta dosis vaksin Sinovac asal China.
Ia mengkhawatirkan jika kasus baru terus bertahan di atas 10 ribu, maka pada akhir Januari bisa menembus satu juta masyarakat Indonesia terinfeksi COVID-19.
Oleh sebab itu, lanjut dia, donor plasma konvalesen dibutuhkan sekali dari para penyintas COVID-19 agar orang-orang yang sedang dirawat dapat segera disembuhkan.
Pada kesempatan itu, tokoh asal Sulawesi Selatan tersebut juga berterima kasih kepada Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mau melakukan donor plasma konvalesen.
"Kita bersyukur Pak Airlangga mau donor plasma konvalesen sebagai tanda syukur beliau bahwa telah sembuh," katanya.
Baca juga: Menag mengingatkan pandemi corona adalah ujian ketakwaan
Baca juga: Sekjen PBB sebut dunia gagal hadapi ujian pandemi COVID-19
Baca juga: PBB sebut wabah corona ujian terbesar sejak Perang Dunia Kedua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Mulai dari COVID-19, banjir di Kalimantan, insiden pesawat Sriwijaya Air, gempa bumi di Sulawesi Barat, tanah longsor di Sumedang, gunung berapi dan sebagainya merupakan ujian bagi Indonesia," kata dia saat pencanangan gerakan nasional pendonor plasma konvalesen yang dipantau di Jakarta, Senin secara daring.
Wakil Presiden ke-10 dan 12 tersebut mengatakan beragam bencana yang terjadi harus diatasi sebaik-baiknya secara bersama-sama.
Salah satu hal yang bisa dilakukan secara bersama ialah mengatasi pandemi COVID-19 melalui donor plasma konvalesen dari penyintas.
Donor plasma konvalesen, ujar dia, akan berguna bagi para penderita COVID-19 untuk menjalani terapi penyembuhan.
Ia mengatakan tingginya angka masyarakat Indonesia yang terjangkit dan meninggal dunia akibat virus tersebut merupakan musibah besar.
Pemerintah tidak hanya tinggal diam, sejumlah upaya terus dilakukan agar rantai penularan dapat diputus termasuk mendatangkan tiga juta dosis vaksin Sinovac asal China.
Ia mengkhawatirkan jika kasus baru terus bertahan di atas 10 ribu, maka pada akhir Januari bisa menembus satu juta masyarakat Indonesia terinfeksi COVID-19.
Oleh sebab itu, lanjut dia, donor plasma konvalesen dibutuhkan sekali dari para penyintas COVID-19 agar orang-orang yang sedang dirawat dapat segera disembuhkan.
Pada kesempatan itu, tokoh asal Sulawesi Selatan tersebut juga berterima kasih kepada Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mau melakukan donor plasma konvalesen.
"Kita bersyukur Pak Airlangga mau donor plasma konvalesen sebagai tanda syukur beliau bahwa telah sembuh," katanya.
Baca juga: Menag mengingatkan pandemi corona adalah ujian ketakwaan
Baca juga: Sekjen PBB sebut dunia gagal hadapi ujian pandemi COVID-19
Baca juga: PBB sebut wabah corona ujian terbesar sejak Perang Dunia Kedua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021