Garut, 11/5 (ANTARA) - Masyarakat adat di Kampung Dukuh Dalam dan Dukuh Luar di Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan Kota Garut, mengaku bangga didatangi petugas Sensus Penduduk (SP) 2010, kata seorang tokoh pemuda di sana.

Menurut Yayan Hermawan, tokoh pemuda itu melalui telefon, Selasa malam, bukti kebanggaan itu terlihat dari keramahan penduduk menyambut petugas sensus dan suguhan minuman dan makanan khas setempat yang disuguhkan penduduk kepada petugas.

"Masyarakat adat pun merasa sangat bangga diakui sebagai bagian dari warga NKRI," katanya.

Menurut dia, setiap pertanyaan petugas dijawab dengan baik walau sering kali warga, yang tak lancar berbahasa Indonesia, dibantu sejumlah pemuda.

Sambutan hangat masyarakat adat kepada petugas SP 2010 juga diakui Kepala Seksi Sosial BPS Kabupaten Garut Dani Hapidin Rajab yang juga menyertakan unsur petugas asal penduduk setempat.

Masyarakat ada Kampung Dukuh, terdiri atas 40 KK Kampung Dukuh Dalam dan serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar, bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi.

Mereka hidup dengan pola budaya religi yang kuat, yang berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.

Bangunan pemukiman di sana seragam, terdiri atas beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat. Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.

Adat mereka melarang rumah berdinding tembok dan atap genteng serta jendela kaca. Mereka tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat H Daud Mokhamad Komar, menambahkan.

Peralatan makan dan minum mereka terbuat dari kayu atau bambu tua. Mereka menekuni seni debus, sebagaimana masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar di Kenekes Provinsi Banten.

John DH

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010