Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghibahkan laboratorium mobile biosafety level (BSL) 2 kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

"Ini pertama kalinya kami memberikan hibah mobile lab BSL 2 kepada pihak ketiga, yaitu Pemerintah Kota Bogor," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam acara Penerimaan Bantuan Mobile Laboratory Biosafety Level 2 dari Kemristek/BRIN ke Pemerintah Kota Bogor di Jakarta, Senin.

Menristek/Kepala BRIN Bambang menuturkan keberadaan lab mobile BSL 2 yang merupakan inovasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu untuk meningkatkan pemeriksaan spesimen berbasis PCR guna mendeteksi COVID-19.

"Tujuan membuat mobile BSL 2 ini sekali lagi untuk meningkatkan kapasitas testing yang memang sangat dibutuhkan dalam rangka kita menangani penyebaran COVID-19," ujar Menristek Bambang.

Bantuan lab mobile BSL 2 itu diterima oleh Wali Kota Bogor. Pemberian bantuan itu sebagai bagian dari program Bakti Inovasi yang dilaksanakan Kemristek/BRIN sejak dua bulan lalu.

Dalam program itu, Kemristek memberikan inovasi-inovasi yang terkait penanganan COVID-19 yang muncul dalam berbagai bentuk, seperti lab mobile BSL 2, ventilator, imunomodulator, robot untuk pelayanan di rumah sakit, alat tes cepat (rapid test) COVID-19 dan PCR test kit kepada sejumlah pihak, khususnya kepada fasilitas layanan kesehatan yang membutuhkan.

Menristek Bambang berpesan kepada Pemerintah Kota Bogor agar memastikan ketersediaan bahan seperti reagen untuk keperluan pengujian spesimen, kebutuhan sumber daya manusia (SDM), dan memperhatikan pemeliharaan dan perawatan fasilitas lab mobile BSL 2.

"Biasanya kalau SDM cukup bisa bekerja bergantian, maka kemampuan 'testing' (pengujian) per harinya bisa tinggi, ini tentunya bisa membantu upaya pengendalian COVID-19," tuturnya.

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan lab mobile BSL 2 itu telah dilengkapi dengan fasilitas untuk ekstraksi RNA, sehingga dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi. "Jadi kita bisa beradaptasi dengan kebutuhan reagen maupun tipe reagen yang ada," ujar Hammam.

Dia menuturkan lab mobile BSL 2 dapat digunakan untuk memperkuat keberlanjutan program 3T (testing, tracing, treatment) dalam penanganan COVID-19.

"Kita sudah menyempurnakan layout peralatan serta akurasi data dan keamanan personel penguji, sehingga kami harapkan dengan penyempurnaan berbagai sistem ini kita dapat memperbesar kapasitas pengujian spesimen dengan menggunakan PCR ini sampai 940 spesimen dalam waktu 24 jam," tutur Hammam.

Hammam mengatakan pengujian spesimen menggunakan metode PCR di lab mobile BSL 2 itu bisa sampai 940 spesimen dalam sehari yang mana ada 94 spesimen untuk satu batch dan dalam 24 jam bisa dilaksanakan 10 batch.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi bantuan lab mobile BSL 2 tersebut yang akan bermanfaat untuk mendukung kegiatan 3T di wilayah Kota Bogor.

"Bantuan ini sangat berarti, ini melengkapi lab PCR kita yang kita miliki di RSUD, tetapi seiring pertambahan kasus kita perlu lebih cepat dan lebih banyak (melakukan pengujian spesimen)," ujarnya.

Dia menuturkan akan menyiapkan SDM yang dibutuhkan, yakni delapan orang supaya bisa maksimal melakukan pengujian spesimen dengan metode PCR di lab mobile BSL 2 tersebut.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor tembus 6.000 kasus

Baca juga: Kota Bogor dukung PPKM dan menerapkannya dalam PSBMK

Baca juga: Pemkot Bogor terapkan PPKM hingga 25 Januari 2021

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021