Bogor, 5/5 (ANTARA) - Institut Pertanian Bogor membuka program studi Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia di bidang ekonomi syariah.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB, Yusman Syaukat, PhD di Bogor, Rabu, mengatakan, ekonomi syariah di Indonesia berkembang pesat namun sumberdaya manusianya masih sangat terbatas.

"Di Indonesia, masih sedikit perguruan tinggi negeri yang memiliki program studi ekonomi syariah," katanya di sela peluncuran program studi baru tersebut.

IPB, lanjut dia, ingin mengadvokasi pengembangan dan penerapan ekonomi syariah di Indonesia.

Peluncuran program studi tersebut dilakukan oleh Rektor IPB, Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto.

Sejak tahun 2003 FEM sudah memiliki mata kuliah ekonomi syariah yang peminatnya dari tahun ke tahun terus meningkat, dari 86 mahasiswa pada 2003 menjadi 228 mahasiswa pada 2008.

Untuk tahun ajaran 2010/2011, program studi ini akan menerima 50 mahasiswa, 10 di antaranya berasal dari Ujian Talenta Masuk (UTM) IPB dan 40 berasal dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Dalam kesempatan tersebut Rektor IPB menandatangani nota kesepahaman dengan BRI Syariah, Baznas dan Republika.

Yusman mengatakan, kerja sama dengan perbankan dilakukan untuk pengembangan ekonomi syariah. "Mahasiswa untuk keperluan praktek bisa magang di bank."

Sedangkan kerja sama dengan Baznas dilakukan untuk pengembangan program penggunaan dana zakat.

Sementara itu Rektor IPB, Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto mengatakan, pesatnya perkembangan ekonomi syariah merupakan refleksi kegagalan ekonomi konvensional yang menimbulkan ketimpangan sosial.

Ekonomi syariah secara kultural telah dilakukan petani dan nelayan secara turun temurun dalam bentuk bagi hasil dan gaduhan hasil tangkap perikanan, kata Herry.

Rektor menegaskan, beberapa negara nonmuslim juga telah mengembangkan ekonomi syariah diantaranya Singapura, Australia dan Inggris.

Sri Haryati

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010