Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan potensi kargo yang tinggi dinilai bisa menghidupkan aktivitas dan melepas ketergantungan dari masih belum normalnya penerbangan komersial akibat pandemi COVID-19 di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka.

"Kami sudah menargetkan pada 2021 ini khususnya untuk sektor transportasi udara menghidupkan aktivitas Bandara Kertajati dengan bisnis kargo dan umroh. Sudah menjadi quick wins kami 2021, Kertajati jadi pusat logistik," kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari, Rabu.

Hery menuturkan pogram ini merupakan bagian dari menindaklanjuti perintah Gubernur Jabar M Ridwan Kamil yang sudah mencanangkan Kertajati sebagai pusat logistik nasional pada 2019 tapi karena pandemi membuat rencana ini sedikit melambat.

"Kami akan mencoba memproses kembali, tahun lalu kami sudah berkirim surat ke Kementerian Perhubungan, tapi adanya pandemi jadi di-hold, kami akan dorong lagi," kata dia.

Menurut Hery, Dinas Perhubungan Jawa Barat telah beberapa kali menggelar pertemuan dengan jajaran direksi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BJIB) membahas peluang menggenjot kargo.

"Dan di divisi pemulihan ekonomi daerah ini dibahas juga, kebetulan disitu stakeholder ada," ujarnya.

Ia menuturkan apabila tidak ada pandemi Bandara Kertajati dipastikan bakal hidup baik dari sisi penerbangan komersial maupun kargo. Ketika kondisi masih normal, dua layanan dari Bandara Husein Sastranegara ini bahkan beralih ke sana.

"Dan arahnya ke sana. Ketika sudah dicanangkan oleh Pak Gubernur adalah ke Kertajati, otomatis logistik Husein juga pindah ke sana," katanya.

Pihaknya menilai penting Bandara Kertajati dihidupkan lewat aktivitas kargo juga umroh dan haji oleh pemeritah pusat dan Jawa Barat dalam urusan Bandara Kertajati beberapa kali "dikecewakan" oleh kebijakan pusat.

"Kami tidak masuk dalam tujuh bandara internasional oleh Kemenhub, lalu soal tempat pemeriksaan keimigrasian oleh Kementerian Agama yang berdampak pada pemberangkatan umroh dan haji, kalau Kertajati jadi pusat kargo dan umroh, ini jadi semacam kompensasi 'kekecewaan', kata dia.

Oleh karena itu pada 2021 ini, Hery memastikan Dinas Perhubungan Jawa Barat dan Tim Pemulihan Ekonomi Daerah akan berupaya keras agar peluang tersebut terealisasi terutama lewat dukungan kebijakan pemerintah pusat.

Selain itu pihaknya juga akan menindaklanjuti ulang pembicaraan dengan sejumlah maskapai penerbangan terkait penerbangan logistik. Rencana maskapai melayani penerbangan komersial dan kargo di Kertajati menurutnya sempat menguat namun pandemi COVID-19 membuat pembicaraan terhenti.

"Adanya pandemi ini membuat pembicaraan hold. Kita dikalahkan demand. Kita tidak bisa memaksakan maskapai yang sampai saat ini masih menggabungkan layanan kargo dan penerbangan komersial," katanya.

Sementara itu, Pengamat dan praktisi Bisnis Kargo Ferry Nursuardi menilai pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus segera mencari jalan keluar bagi keberlangsungan aktivitas Bandara Kertajati.

"Jadi peluang menghidupkannya ada di kargo dan umroh, sambil menunggu penerbangan komersial normal," tuturnya.

Ferry mengaku bersama para pelaku bisnis kargo sudah membicarakan kemungkinan untuk menggeser layanan kargo dari Bandara Husein Sastranegara dan sebagian Soekarno-Hatta ke Kertajati.

"Mayoritas sepakat, kapasitas Bandara Kertajati sebagai Freigther Center Hub sangat mampu, ditambah ada cargo village, ini terbesar di Indonesia," katanya.

Menurut Ferry penetapan Bandara Kertajati sebagai pusat penerbangan logistik sendiri menurutnya memiliki sejumlah keuntungan yakni mengurangi kepadatan lalu lintas ke Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kertajati bisa menurunkan ongkos logistik.

Baca juga: Pembangunan konstruksi ruas tol akses Bandara Kertajati dipercepat

Baca juga: Hotel berbintang segera hadir di Bandara Kertajati

Baca juga: Jaswita Jabar dan Bank BJB kerja sama bangun hotel di Bandara Kertajati

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021