Wali Kota Bogor Bima Arya optimistis memasuki tahun 2021 daerah ini dapat mengatasi tantangan karena warganya memiliki solidaritas sosial yang tinggi serta responsif terhadap persoalan di antaranya COVID-19.
Bima Arya mengatakan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan "Renungan Akhir Tahun 2020" di Balai Kota Bogor di Bogor, Kamis petang.
Menurut Bima Arya tahun 2020 yang akan segera berakhir dilalui dengan penuh suka-duka karena banyaknya tantangan dan cobaan.
"Tantangan dan cobaan itu, terutama pandemi COVID-19, sejak Maret lalu dan sampai saat ini masih belum hilang," katanya.
Berdasarkan data harian penanganan COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor, sampai saat ini ada sekitar 975 orang kasus positif COVID-19 yang masih sakit serta 129 orang kasus positif telah meninggal dunia.
"Saat ini rata-rata sekitar 70-an kasus positif terkonfirmasi setiap hari," katanya.
Bima juga menyatakan, dirinya adalah orang pertama di Kota Bogor yang terpapar positif COVID-19 pada Maret lalu.
"Melihat pandemi COVID-19 ini bukan hanya menjadi ujian kesehatan, tapi juga ujian keimanan, kebersamaan, serta kepemimpinan," katanya.
Menurut Bima, mencermati penyebaran COVID-19 di Kota Bogor sulit dipahami dengan logika rasional, karena orang yang fisiknya sehat dan bugar bisa terpapar.
"Orang yang memiliki kesadaran tinggi terhadap kesehatan dan selalu menerapkan protokol kesehatan juga bisa terpapar," katanya.
Karena itu, memandang COVID-19 tidak cukup hanya dari aspek kesehatan, tapi harus menyeluruh dari semua aspek, yakni aspek keimanan, kesabaran, maupun kebersamaan.
"Di Kota Bogor masih ada sekitar 19 persen warga yang tidak percaya dengan pandemi COVID-19 serta ada warga yang masih ragu-ragu apakah ada atau tidak COVID-19," katanya.
Namun, warga percaya apa yang disampaikan oleh dokter, tenaga media, dan tokoh agama mengenai COVID-19. Karena itu, untuk memenangkan pertarungan melawan COVID-19, warga Kota Bogor harus berkolaborasi, yakni ulama dan umara maupun tenaga media dan tokoh agama.
Bima menyatakan, memasuki tahun 2021, meskipun ada situasi ketidakpastian, seperti pemberian vaksin belum pasti waktunya, pandemi COVID-19 juga belum pasti kapan hilangnya.
"Namun, ada harapan optimisme karena warga Kota Bogor memiliki modal sosial yakni solidaritas sosial yang tinggi. Modal sosial ini yang akan kita kuatkan memasuki tahun 2021," katanya.
Baca juga: Kepala DKPP Kota Bogor dan warga bersama panen sayuran di Kelurahan Babakan
Baca juga: Setelah evaluasi, Wali Kota Bogor nilai Dinkes lamban tangani COVID-19
Baca juga: Kota Bogor optimalkan pengelolaan parkir jalanan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Bima Arya mengatakan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan "Renungan Akhir Tahun 2020" di Balai Kota Bogor di Bogor, Kamis petang.
Menurut Bima Arya tahun 2020 yang akan segera berakhir dilalui dengan penuh suka-duka karena banyaknya tantangan dan cobaan.
"Tantangan dan cobaan itu, terutama pandemi COVID-19, sejak Maret lalu dan sampai saat ini masih belum hilang," katanya.
Berdasarkan data harian penanganan COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor, sampai saat ini ada sekitar 975 orang kasus positif COVID-19 yang masih sakit serta 129 orang kasus positif telah meninggal dunia.
"Saat ini rata-rata sekitar 70-an kasus positif terkonfirmasi setiap hari," katanya.
Bima juga menyatakan, dirinya adalah orang pertama di Kota Bogor yang terpapar positif COVID-19 pada Maret lalu.
"Melihat pandemi COVID-19 ini bukan hanya menjadi ujian kesehatan, tapi juga ujian keimanan, kebersamaan, serta kepemimpinan," katanya.
Menurut Bima, mencermati penyebaran COVID-19 di Kota Bogor sulit dipahami dengan logika rasional, karena orang yang fisiknya sehat dan bugar bisa terpapar.
"Orang yang memiliki kesadaran tinggi terhadap kesehatan dan selalu menerapkan protokol kesehatan juga bisa terpapar," katanya.
Karena itu, memandang COVID-19 tidak cukup hanya dari aspek kesehatan, tapi harus menyeluruh dari semua aspek, yakni aspek keimanan, kesabaran, maupun kebersamaan.
"Di Kota Bogor masih ada sekitar 19 persen warga yang tidak percaya dengan pandemi COVID-19 serta ada warga yang masih ragu-ragu apakah ada atau tidak COVID-19," katanya.
Namun, warga percaya apa yang disampaikan oleh dokter, tenaga media, dan tokoh agama mengenai COVID-19. Karena itu, untuk memenangkan pertarungan melawan COVID-19, warga Kota Bogor harus berkolaborasi, yakni ulama dan umara maupun tenaga media dan tokoh agama.
Bima menyatakan, memasuki tahun 2021, meskipun ada situasi ketidakpastian, seperti pemberian vaksin belum pasti waktunya, pandemi COVID-19 juga belum pasti kapan hilangnya.
"Namun, ada harapan optimisme karena warga Kota Bogor memiliki modal sosial yakni solidaritas sosial yang tinggi. Modal sosial ini yang akan kita kuatkan memasuki tahun 2021," katanya.
Baca juga: Kepala DKPP Kota Bogor dan warga bersama panen sayuran di Kelurahan Babakan
Baca juga: Setelah evaluasi, Wali Kota Bogor nilai Dinkes lamban tangani COVID-19
Baca juga: Kota Bogor optimalkan pengelolaan parkir jalanan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020