Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana ikut serta membantu pemerintah dalam hal pelacakan COVID-19 melalui anak perusahaan Usaha Bersama Jabar (UBJ) yang menyediakan alat rapid test Uji CePAD COVID-19 Antigent Test.

"Kami tak hanya menjadi distributor resmi (produk atau alat Uji CePAD), PT UBJ juga turut membantu satuan tugas COVID-19 melakukan pelaksanaan monitoring maupun tracking bagi pengguna yang melakukan tes cepat antigen produk CePAD," kata Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq, Rabu.

Alat uji CePAD ialah alat uji untuk mendeteksi COVID-19 (rapid test antigen) hasil inovasi peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad).

"Dan salah satu alasan PT Jasa Sarana melalui anak usaha UBJ berkontribusi dalam penanganan COVID-19 melalui CePAD ini ialah karena kami tertarik dalam pengembangan IT-nya," kata Hanif.

Menurut dia, melalui pengembangan IT produk ini maka memungkinkan PT Jasa Sarana untuk membantu pemerintah dalam melakukan pelacakan, terutama untuk warga yang telah melakukan rapid test antigen.

"Jadi melalui layanan IT CePAD juga bisa memberikan layanan pemesanan online juga surat keterangan hasil tes secara daring," ujarnya.

Sistem pelacakan hasil data ini sangat dibutuhkan bagi pemerintah terutama untuk kepentingan pelacakan jumlah kasus positif COVID-19 atau untuk mengetahui masyarakat yang telah melakukan tes cepat antigen CePAD dan memudahkan masyarakat yang akan melakukan tes mandiri.

PT UBJ selama ini telah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta dengan sejumlah kawasan industri dan layanan kesehatan.

Selain itu, korporasi juga berencana memasukkan CePAD ke dalam e-katalog.

"Dan saat ini jangkauan layanan masih di Jawa Barat dan DKI Jakarta," katanya.

CePAD Unpad diperkenalkan Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual yang digelar Senin (28/12).

Menristek menjelaskan, CePAD dan GeNose merupakan dua produk inovasi yang dikategorikan alat untuk melakukan pendeteksian cepat terhadap keberadaan COVID-19 pada manusia.

Dua produk ini tidak terkategorikan sebagai tes cepat berbasis antibodi, namun memiliki sasaran pengujian yang berbeda.*

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020