Karawang, 10/4 (ANTARA) - Sejumlah petani di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, terpaksa menjual gabahnya di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen setelah areal sawahnya terendam banjir beberapa waktu lalu.

Sejumlah petani mengaku harga gabah hasil panennya hanya bisa dijual dengan harga antara Rp2.500,00 per kilogram dan Rp2.600,00/kg. Padahal berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2009, HPP gabah kering panen Rp2.640,00/kg.

"Harga gabah saya anjlok meski pascapanen padi itu dikeringkan terlebih dahulu akibat terendam banjir," kata Udi (49), petani di Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya, Karawang, Sabtu.

Akibat banjir yang merendam areal persawahannya, kata dia, padi yang dipanen tidak bisa langsung dijual. "Harus dijemur hingga dua sampai tiga hari. Pasalnya, gabah yang basah tidak akan laku dijual," ujarnya.

Produksi padi yang dihasilkan setelah areal sawahnya terendam banjir juga berpengaruh signifikan atau mengalami penurunan dari produksi padi pada saat normal.

Udi mengaku hanya bisa memanen 4 ton padi per hektare. Sebelumnya, produksinya mencapai 5-6 ton padi/hektare.

Meski demikian, dia tetap bersyukur masih bisa memanen padinya setelah terendam banjir selama beberapa hari. Padahal, sebelum areal sawahnya terendam banjir, Udi mengaku sudah mengantisipasi dengan membuat saluran pembuangan air di beberapa titik tanggul areal sawahnya.

Dalam melakukan panen di areal sawahnya yang terendam banjir, para petani di Kecamatan Batujaya mengaku kesulitan untuk menuai batang padinya karena sawahnya masih terdapat genangan air.

Ali Khumaini

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010