Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut menemukan 40 orang positif COVID-19 dari klaster pabrik sepatu PT Changsin di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga harus menjalani isolasi untuk memutus rantai penularan di pabrik itu.
"Ya hasil 'tracing' itu 40 (kasus positif)," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat dikonfirmasi adanya temuan kasus positif COVID-19 klaster pabrik di Garut, Senin.
Ia menuturkan seluruh buruh yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah menjalani isolasi dan dikabarkan kondisinya sudah dinyatakan sembuh.
Pemkab Garut, kata dia, tidak melakukan penutupan aktivitas terhadap pabrik tersebut karena jumlahnya tidak banyak dibandingkan dengan jumlah pegawai.
"Hanya 0,2 persen tidak menyeluruh dari 10 ribu (pegawai)," katanya.
Ia menyampaikan Pemkab Garut hanya meminta pihak perusahaan untuk melakukan sterilisasi dan memperketat protokol kesehatan, terutama bagi orang yang datang dari luar pabrik.
"Yang harus steril itu dari luar," katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani menambahkan tim di lapangan belum dapat memastikan sumber utama penyebaran COVID-19 di pabrik tersebut karena penyebarannya tidak terkendali.
"Ini sudah transmisi komunitas, jadi tidak diketahui asalnya dari mana, kita tidak bisa men'jugde' itu berasal dari pabrik, bisa saja dari luar," katanya.
Meski ditemukan kasus positif di pabrik, kata dia, aktivitas di pabrik tetap berjalan karena karyawan yang positif hanya di satu bagian atau hanya dilarang aktivitas di tempat itu saja.
"Kami juga terus melakukan penelusuran kepada kontak erat di lingkungan pabrik tersebut, sampai saat ini masih kita lakukan," katanya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut mencatat secara akumulasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 2.798 orang, sebanyak dua orang isolasi mandiri, 1.236 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 1.490 orang dinyatakan sembuh, dan 70 orang meninggal dunia.
Baca juga: 2.000 buruh di Bekasi jalani tes usap secara massal
Baca juga: 12.000 pekerja pabrik di Bekasi segera tes usap COVID-19
Baca juga: Kawasan industri di Karawang maksimalkan protokol kesehatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ya hasil 'tracing' itu 40 (kasus positif)," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat dikonfirmasi adanya temuan kasus positif COVID-19 klaster pabrik di Garut, Senin.
Ia menuturkan seluruh buruh yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah menjalani isolasi dan dikabarkan kondisinya sudah dinyatakan sembuh.
Pemkab Garut, kata dia, tidak melakukan penutupan aktivitas terhadap pabrik tersebut karena jumlahnya tidak banyak dibandingkan dengan jumlah pegawai.
"Hanya 0,2 persen tidak menyeluruh dari 10 ribu (pegawai)," katanya.
Ia menyampaikan Pemkab Garut hanya meminta pihak perusahaan untuk melakukan sterilisasi dan memperketat protokol kesehatan, terutama bagi orang yang datang dari luar pabrik.
"Yang harus steril itu dari luar," katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani menambahkan tim di lapangan belum dapat memastikan sumber utama penyebaran COVID-19 di pabrik tersebut karena penyebarannya tidak terkendali.
"Ini sudah transmisi komunitas, jadi tidak diketahui asalnya dari mana, kita tidak bisa men'jugde' itu berasal dari pabrik, bisa saja dari luar," katanya.
Meski ditemukan kasus positif di pabrik, kata dia, aktivitas di pabrik tetap berjalan karena karyawan yang positif hanya di satu bagian atau hanya dilarang aktivitas di tempat itu saja.
"Kami juga terus melakukan penelusuran kepada kontak erat di lingkungan pabrik tersebut, sampai saat ini masih kita lakukan," katanya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut mencatat secara akumulasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 2.798 orang, sebanyak dua orang isolasi mandiri, 1.236 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 1.490 orang dinyatakan sembuh, dan 70 orang meninggal dunia.
Baca juga: 2.000 buruh di Bekasi jalani tes usap secara massal
Baca juga: 12.000 pekerja pabrik di Bekasi segera tes usap COVID-19
Baca juga: Kawasan industri di Karawang maksimalkan protokol kesehatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020