Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat bekerja sama dengan bank BRI untuk menerapkan program digitalisasi pasar rakyat.
Program yang sudah diluncurkan di Pasar Wanaraja itu untuk menumbuhkan perekonomian dengan mendorong penjualan secara digital di tengah pandemi COVID-19.
"Kerja sama ini BRI membuka websitenya di Pasar Wanaraja dan mungkin nanti akan membuka di Pasar Samarang, tujuan digitalisasi pasar untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pedagang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Nia Gania saat peluncuran Digitalisasi Pasar di Pasar Wanaraja, Kabupaten Garut, Senin.
Ia menuturkan program aplikasi digitalisasi pasar dari BRI itu dapat dimanfaatkan oleh semua pedagang di Pasar Wanaraja untuk memasarkan produknya kepada masyarakat secara digital.
Masyarakat, kata dia, bisa berbelanja berbagai produk di Pasar Wanaraja dan bertransaksi dengan mudah dan aman tanpa harus datang atau berinteraksi langsung dengan pedagang saat kondisi pandemi.
"Digitalisasi pasar ini sebetulnya memudahkan transaksi saja untuk konsumen yang gak mau ke pasar, bisa cara online," katanya.
Setealah di Pasar Wanaraja, rencana berikutnya yang dinilai layak untuk diberlakukan sistem digitalisasi yaitu Pasar Samarang di Kecamatan Samarang.
Selanjutnya pasar yang dinilai layak untuk diterapkan digitalisasi pasar, kata Gania, yaitu Pasar Limbangan, Pasar Cibatu, Pasar Cilimus, dan Pasar Cibodas.
"Ada 13 pasar milik pemerintah dan dua pasar pengelolaannya oleh swasta, dari sekian banyak itu baru beberapa pasar yang dinilai bisa diterapkan digitalisasi pasar," katanya.
Wakil Pimpinan Wilayah Bidang Bisnis Mikro Kantor Wilayah BRI Bandung Andreas Chandra Santoso menyatakan BRI menilai Pasar Wanaraja layak untuk diterapkan digitalisasi pasar karena tempatnya bagus, dan yang utama adanya antusias pedagang maupun masyarakat.
"Ini (digitalisasi pasar) bentuk kepedulian BRI agar pedagang bertahan di tengah pandemi," katanya.
Ia menyampaikan petugas BRI di lapangan akan membantu para pedagang untuk memanfaatkan digitalisasi pasar agar produknya bisa dipasarkan secara daring yang akhirnya dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan.
"Nanti ada mantri (petugas BRI di lapangan) yang akan membantu pedagang, semua akan dibantu, termasuk cara menggunakan, dan pelayanan ini gratis," katanya.
Seorang pedagang buah dan sayuran di Pasar Wanaraja Bayu mengaku digitalisasi pasar telah membantu memasarkan produk dan meningkatkan keuntungan selain dari hasil penjualan secara tatap muka.
"Saya sudah gunakan, sudah banyak bertransaksi, mudah sekali, membantu orang-orang yang kesulitan untuk menjaga jarak," katanya.
Baca juga: Menteri BUMN: Konsolidasi BRI, PNM dan Pegadaian dorong UMKM naik kelas
Baca juga: BRI Cianjur salurkan KUR Supermikro capai Rp80 miliar saat pandemi
Baca juga: BRI Cirebon sebut permintaan restrukturisasi kredit akibat COVID-19 mulai normal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Program yang sudah diluncurkan di Pasar Wanaraja itu untuk menumbuhkan perekonomian dengan mendorong penjualan secara digital di tengah pandemi COVID-19.
"Kerja sama ini BRI membuka websitenya di Pasar Wanaraja dan mungkin nanti akan membuka di Pasar Samarang, tujuan digitalisasi pasar untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pedagang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Nia Gania saat peluncuran Digitalisasi Pasar di Pasar Wanaraja, Kabupaten Garut, Senin.
Ia menuturkan program aplikasi digitalisasi pasar dari BRI itu dapat dimanfaatkan oleh semua pedagang di Pasar Wanaraja untuk memasarkan produknya kepada masyarakat secara digital.
Masyarakat, kata dia, bisa berbelanja berbagai produk di Pasar Wanaraja dan bertransaksi dengan mudah dan aman tanpa harus datang atau berinteraksi langsung dengan pedagang saat kondisi pandemi.
"Digitalisasi pasar ini sebetulnya memudahkan transaksi saja untuk konsumen yang gak mau ke pasar, bisa cara online," katanya.
Setealah di Pasar Wanaraja, rencana berikutnya yang dinilai layak untuk diberlakukan sistem digitalisasi yaitu Pasar Samarang di Kecamatan Samarang.
Selanjutnya pasar yang dinilai layak untuk diterapkan digitalisasi pasar, kata Gania, yaitu Pasar Limbangan, Pasar Cibatu, Pasar Cilimus, dan Pasar Cibodas.
"Ada 13 pasar milik pemerintah dan dua pasar pengelolaannya oleh swasta, dari sekian banyak itu baru beberapa pasar yang dinilai bisa diterapkan digitalisasi pasar," katanya.
Wakil Pimpinan Wilayah Bidang Bisnis Mikro Kantor Wilayah BRI Bandung Andreas Chandra Santoso menyatakan BRI menilai Pasar Wanaraja layak untuk diterapkan digitalisasi pasar karena tempatnya bagus, dan yang utama adanya antusias pedagang maupun masyarakat.
"Ini (digitalisasi pasar) bentuk kepedulian BRI agar pedagang bertahan di tengah pandemi," katanya.
Ia menyampaikan petugas BRI di lapangan akan membantu para pedagang untuk memanfaatkan digitalisasi pasar agar produknya bisa dipasarkan secara daring yang akhirnya dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan.
"Nanti ada mantri (petugas BRI di lapangan) yang akan membantu pedagang, semua akan dibantu, termasuk cara menggunakan, dan pelayanan ini gratis," katanya.
Seorang pedagang buah dan sayuran di Pasar Wanaraja Bayu mengaku digitalisasi pasar telah membantu memasarkan produk dan meningkatkan keuntungan selain dari hasil penjualan secara tatap muka.
"Saya sudah gunakan, sudah banyak bertransaksi, mudah sekali, membantu orang-orang yang kesulitan untuk menjaga jarak," katanya.
Baca juga: Menteri BUMN: Konsolidasi BRI, PNM dan Pegadaian dorong UMKM naik kelas
Baca juga: BRI Cianjur salurkan KUR Supermikro capai Rp80 miliar saat pandemi
Baca juga: BRI Cirebon sebut permintaan restrukturisasi kredit akibat COVID-19 mulai normal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020