Bank BRI Cabang Cianjur, Jawa Barat, telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Supermikro mencapai Rp80 miliar selama masa pandemi COVID-19 kepada masyarakat usaha setempat, utamanya klaster ekonomi dari berbagai bidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti klaster bunga, klaster pedagang kecil dan industri kecil.
Manajer Pemasaran Mikro BRI Cabang Cianjur, Rahmat Wiyono, Jumat, mengatakan dalam membantu permodalan kepada sektor UMKM selama pandemi COVID-19, program KUR Supermikro banyak diminati nasabah debitur kecil yang pada umumnya terpukul akibat kondisi pandemi.
Bahkan kemudian terjadi peningkatan pemohon KUR Supermikro karena kredit tersebut disertai sejumlah kemudahan dalam melakukan pembayaran cicilan yang dibantu pemerintah untuk pembayaran bunga selama dalam tiga bulan pertama.
"Awal diluncurkannya KUR Supermikro sepi peminat dari klaster ekonomi UMKM, namun dengan pandemi yang lama ini program KUR Supermikro malah dicari. Dengan besaran pinjaman bisa mencapai Rp10 juta per nasabah, kini KUR Supermikro menjadi idola para debitur kecil. Mereka bisa mudah mendapatkan kredit Rp10 juta ditambah subsidi dari pemerintah berupa keringanan bunga selama 3 bulan," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini klaster ekonomi yang ingin ikut program KUR Supermikro, sudah dapat dilayani seluruh unit BRI yang ada di 28 wilayah kantor di Cianjur, sehingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah dapat mengajukan kredit berdasaran klaster usaha yang digelutinya.
Dicontohkannya, wilayah Kecamatan Cipanas, Pacet dan Sukaresmi terdapat klaster ekonomi bunga, yang sebagian besar debitur merupakan petani dan pembudidaya bunga, mulai dari bunga hias sampai bunga bonsai yang dapat mengajukan pinjaman Rp10 juta untuk tambahan modal dengan lama cicilan bervariasi mulai dari 1- 5 tahun.
"Selama pandemi, nasabah yang mengajukan KUR Supermikro mendapat berbagai kemudahan lainnya seperti nasabah yang mengajukan
kredit bulan September, bisa mulai membayar pada awal tahun. Kemudian debitur yang sudah lama, dapat mengajukan penundaan pembayaran cicilan dan hanya cukup membayar bunga saja," katanya.
Untuk saat ini, tambah dia, sejumlah klaster ekonomi lainnya, seperti klaster usaha gula aren, klaster nelayan dan Kalster usaha hidroponik di selatan Cianjur, banyak mengajukan kredit untuk menambah modal usaha mereka selama pandemi, sehingga berbagai kemudahan tersebut dapat diberikan dengan melakukan pembayaran cicilan dilakukan di awal tahun.
Kegiatan KUR Supermikro diharapkan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan membantu pemulihan ekonomi daerah Cianjur menjadi lebih baik, kata Rahmat Wiyono.
Baca juga: BRI cabang Cirebon optimistis capai target KUR Rp438 miliar
Baca juga: BRI Cirebon salurkan KUR supermikro Rp44 miliar
Baca juga: BRI salurkan KUR Super Mikro Rp5,2 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Manajer Pemasaran Mikro BRI Cabang Cianjur, Rahmat Wiyono, Jumat, mengatakan dalam membantu permodalan kepada sektor UMKM selama pandemi COVID-19, program KUR Supermikro banyak diminati nasabah debitur kecil yang pada umumnya terpukul akibat kondisi pandemi.
Bahkan kemudian terjadi peningkatan pemohon KUR Supermikro karena kredit tersebut disertai sejumlah kemudahan dalam melakukan pembayaran cicilan yang dibantu pemerintah untuk pembayaran bunga selama dalam tiga bulan pertama.
"Awal diluncurkannya KUR Supermikro sepi peminat dari klaster ekonomi UMKM, namun dengan pandemi yang lama ini program KUR Supermikro malah dicari. Dengan besaran pinjaman bisa mencapai Rp10 juta per nasabah, kini KUR Supermikro menjadi idola para debitur kecil. Mereka bisa mudah mendapatkan kredit Rp10 juta ditambah subsidi dari pemerintah berupa keringanan bunga selama 3 bulan," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini klaster ekonomi yang ingin ikut program KUR Supermikro, sudah dapat dilayani seluruh unit BRI yang ada di 28 wilayah kantor di Cianjur, sehingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah dapat mengajukan kredit berdasaran klaster usaha yang digelutinya.
Dicontohkannya, wilayah Kecamatan Cipanas, Pacet dan Sukaresmi terdapat klaster ekonomi bunga, yang sebagian besar debitur merupakan petani dan pembudidaya bunga, mulai dari bunga hias sampai bunga bonsai yang dapat mengajukan pinjaman Rp10 juta untuk tambahan modal dengan lama cicilan bervariasi mulai dari 1- 5 tahun.
"Selama pandemi, nasabah yang mengajukan KUR Supermikro mendapat berbagai kemudahan lainnya seperti nasabah yang mengajukan
kredit bulan September, bisa mulai membayar pada awal tahun. Kemudian debitur yang sudah lama, dapat mengajukan penundaan pembayaran cicilan dan hanya cukup membayar bunga saja," katanya.
Untuk saat ini, tambah dia, sejumlah klaster ekonomi lainnya, seperti klaster usaha gula aren, klaster nelayan dan Kalster usaha hidroponik di selatan Cianjur, banyak mengajukan kredit untuk menambah modal usaha mereka selama pandemi, sehingga berbagai kemudahan tersebut dapat diberikan dengan melakukan pembayaran cicilan dilakukan di awal tahun.
Kegiatan KUR Supermikro diharapkan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan membantu pemulihan ekonomi daerah Cianjur menjadi lebih baik, kata Rahmat Wiyono.
Baca juga: BRI cabang Cirebon optimistis capai target KUR Rp438 miliar
Baca juga: BRI Cirebon salurkan KUR supermikro Rp44 miliar
Baca juga: BRI salurkan KUR Super Mikro Rp5,2 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020