Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat menggelar pelatihan model penguatan rumah agar aman gempa (retrofitting) berbasis masyarakat kepada para tukang bangunan lokal dan tokoh masyarakat.
"Kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan tukang bangunan dan tokoh masyarakat tentang teknik penguatan rumah agar aman gempa dalam upaya kesiapsiagaan dan mitigasi potensi bencana gempa bumi," kata Konsultan Retrofitting dan Kesiapsiagaan Gempa dari Palang Merah Amerika (Amcross) Arwin Soelaksono di Sukabumi, Senin.
Pelatihan ini berkaitan mendukung program kesiapsiagaan gempa bumi yang sedang dilaksanakan di Kota Sukabumi oleh PMI melalui dukungan Amcross dan USAID.
Menurutnya, sebelumnya pihaknya pernah mengadakan kegiatan yang sama melalui kegiatan pelatihan untuk pelatih (TOT) retrofitting dan para alumni pelatihannya sekarang bisa mengajarkan kembali kepada peserta lainnya.
Rumah aman gempa secara sederhana adalah rumah yang dibangun mengikuti kaidah keteknikan dan harmoni dengan alam. Kondisi saat ini di masyarakat banyak yang kurang paham tentang pentingnya rumah aman gempa, serta mengabaikan aspek kerentanan di lingkungan masyarakat.
"Harus diakui sekarang membangun rumah lebih memprioritaskan keindahannya daripada memperhatikan aspek keamanan. Terlebih lagi, kerentanan makin meningkat pada pemukiman padat penduduk perkotaan," tambahnya.
Aswin mengatakan mulai dari sekarang pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan tukang bangunan lokal tentang teknik retrofitting sebagai cara penguatan untuk pembangunan rumah aman gempa
Dalam ilmu konstruksi, retrofitting yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi, yakni mengubah atau menambah bagian struktur, sehingga lebih kuat menanggung beban gempa
Sementara itu, Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian program yang saat ini dilaksanakan di wilayah Kota Sukabumi.
Pelatihan tersebut digelar selama empat hari efektif, yakni 14-17 Desember bertempat di Kelurahan Baros, Kecamatan Baros dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan ketat, seperti pembatasan jumlah peserta, menekankan pelaksanaan 3M, serta para peserta dibekali paket perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain masker, face shield, hand sanitizer dan sarung tangan yang wajib digukan selama proses kegiatan.
Baca juga: Bangunan tahan gempa jadi kunci keselamatan
Baca juga: Presiden minta konsep rumah tahan gempa diterapkan di Ambon
Baca juga: Peniliti ITB: Kaji ulang struktur bangunan sekolah tahan gempa di Lombok
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan tukang bangunan dan tokoh masyarakat tentang teknik penguatan rumah agar aman gempa dalam upaya kesiapsiagaan dan mitigasi potensi bencana gempa bumi," kata Konsultan Retrofitting dan Kesiapsiagaan Gempa dari Palang Merah Amerika (Amcross) Arwin Soelaksono di Sukabumi, Senin.
Pelatihan ini berkaitan mendukung program kesiapsiagaan gempa bumi yang sedang dilaksanakan di Kota Sukabumi oleh PMI melalui dukungan Amcross dan USAID.
Menurutnya, sebelumnya pihaknya pernah mengadakan kegiatan yang sama melalui kegiatan pelatihan untuk pelatih (TOT) retrofitting dan para alumni pelatihannya sekarang bisa mengajarkan kembali kepada peserta lainnya.
Rumah aman gempa secara sederhana adalah rumah yang dibangun mengikuti kaidah keteknikan dan harmoni dengan alam. Kondisi saat ini di masyarakat banyak yang kurang paham tentang pentingnya rumah aman gempa, serta mengabaikan aspek kerentanan di lingkungan masyarakat.
"Harus diakui sekarang membangun rumah lebih memprioritaskan keindahannya daripada memperhatikan aspek keamanan. Terlebih lagi, kerentanan makin meningkat pada pemukiman padat penduduk perkotaan," tambahnya.
Aswin mengatakan mulai dari sekarang pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan tukang bangunan lokal tentang teknik retrofitting sebagai cara penguatan untuk pembangunan rumah aman gempa
Dalam ilmu konstruksi, retrofitting yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi, yakni mengubah atau menambah bagian struktur, sehingga lebih kuat menanggung beban gempa
Sementara itu, Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian program yang saat ini dilaksanakan di wilayah Kota Sukabumi.
Pelatihan tersebut digelar selama empat hari efektif, yakni 14-17 Desember bertempat di Kelurahan Baros, Kecamatan Baros dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan ketat, seperti pembatasan jumlah peserta, menekankan pelaksanaan 3M, serta para peserta dibekali paket perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain masker, face shield, hand sanitizer dan sarung tangan yang wajib digukan selama proses kegiatan.
Baca juga: Bangunan tahan gempa jadi kunci keselamatan
Baca juga: Presiden minta konsep rumah tahan gempa diterapkan di Ambon
Baca juga: Peniliti ITB: Kaji ulang struktur bangunan sekolah tahan gempa di Lombok
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020