Pengelola tempat wisata Jeep Station Indonesia (JSI) Resort yang berlokasi di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendukung penuh imbauan pemerintah mengenai penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di tempat wisata.
"Semoga ini bisa memberi jaminan dan meyakinkan pengunjung bahwa JSI aman. Memberi keamanan, kenyamanan adalah prioritas kami. Karena kami sudah memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik," ungkap Manajer Operasional JSI Resort, Toto Hermawan di Bogor, Minggu.
Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan itu telah dimulai sejak gerbang masuk, karena kendaraan pengunjung yang datang harus melewati penyemprotan cairan disinfektan. Selain itu, setiap orang pun diperiksa suhu tubuhnya menggunakan alat thermo gun dan wajib mengenakan masker.
Para pegawai, tambah dia, juga dibekali masker agar saat berinteraksi dengan pengunjung, tidak saling menularkan virus. Kemudian, tersedia wastafel lengkap dengan sabun dan cairan pembersih tangan di seluruh penjuru resort.
Toto menyebutkan, efek pandemi COVID-19, dirasakan langsung oleh JSI, terutama ketika pemerintah melarang seluruh kegiatan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Lokasi wisata yang terletak di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, sempat harus tutup total.
Dalam periode penutupan pada 26 Maret-10 April 2020, Manajemen JSI tidak menerima tamu sama sekali. Meski tanpa ada pemasukan, pemeliharaan tetap harus dilakukan yang cukup memakan biaya.
Ketika pemerintah kembali membuka kran untuk mendatangkan pengunjung dengan sejumlah pembatasan, JSI mulai berbenah dan mengikuti semua aturan pemerintah.
Melalui konsep Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengajak pelaku usaha untuk berperan dalam pemulihan ekonomi, termasuk industri pariwisata. Tempat wisata diizinkan beroperasi, dengan membatasi jumlah pengunjung dan juga protokol kesehatan.
Dalam kesempatan yang sama, Director Of Salles JSI, Angelina Panjaitan mengatakan, salah satu upaya menarik minat pengunjung telah dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan media mainstream lainnya, termasuk menyiapkan promo dan diskon hingga 50 persen.
Bahkan, JSI memberi diskon khusus bagi yang ingin melakukan isolasi mandiri di resort-resort yang tersebar di atas lahan seluas 25 hektare ini.
"Tapi promo itu tidak betul-betul diminati. Karena kami juga memahami efek pandemi ini juga berdampak pada masyarakat. Tidak hanya kami tapi seluruh elemen masyarakat merasakan kesulitan yang sama," kata Angelina.
Baca juga: Pemkot Bogor sambut baik wisatawan dengan protokol kesehatan secara ketat
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Puncak Bogor diperketat
Baca juga: Pemkab Bogor nyatakan tempat wisata Bukit Alas Bandawasa tidak berizin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Semoga ini bisa memberi jaminan dan meyakinkan pengunjung bahwa JSI aman. Memberi keamanan, kenyamanan adalah prioritas kami. Karena kami sudah memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik," ungkap Manajer Operasional JSI Resort, Toto Hermawan di Bogor, Minggu.
Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan itu telah dimulai sejak gerbang masuk, karena kendaraan pengunjung yang datang harus melewati penyemprotan cairan disinfektan. Selain itu, setiap orang pun diperiksa suhu tubuhnya menggunakan alat thermo gun dan wajib mengenakan masker.
Para pegawai, tambah dia, juga dibekali masker agar saat berinteraksi dengan pengunjung, tidak saling menularkan virus. Kemudian, tersedia wastafel lengkap dengan sabun dan cairan pembersih tangan di seluruh penjuru resort.
Toto menyebutkan, efek pandemi COVID-19, dirasakan langsung oleh JSI, terutama ketika pemerintah melarang seluruh kegiatan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Lokasi wisata yang terletak di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, sempat harus tutup total.
Dalam periode penutupan pada 26 Maret-10 April 2020, Manajemen JSI tidak menerima tamu sama sekali. Meski tanpa ada pemasukan, pemeliharaan tetap harus dilakukan yang cukup memakan biaya.
Ketika pemerintah kembali membuka kran untuk mendatangkan pengunjung dengan sejumlah pembatasan, JSI mulai berbenah dan mengikuti semua aturan pemerintah.
Melalui konsep Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengajak pelaku usaha untuk berperan dalam pemulihan ekonomi, termasuk industri pariwisata. Tempat wisata diizinkan beroperasi, dengan membatasi jumlah pengunjung dan juga protokol kesehatan.
Dalam kesempatan yang sama, Director Of Salles JSI, Angelina Panjaitan mengatakan, salah satu upaya menarik minat pengunjung telah dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan media mainstream lainnya, termasuk menyiapkan promo dan diskon hingga 50 persen.
Bahkan, JSI memberi diskon khusus bagi yang ingin melakukan isolasi mandiri di resort-resort yang tersebar di atas lahan seluas 25 hektare ini.
"Tapi promo itu tidak betul-betul diminati. Karena kami juga memahami efek pandemi ini juga berdampak pada masyarakat. Tidak hanya kami tapi seluruh elemen masyarakat merasakan kesulitan yang sama," kata Angelina.
Baca juga: Pemkot Bogor sambut baik wisatawan dengan protokol kesehatan secara ketat
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Puncak Bogor diperketat
Baca juga: Pemkab Bogor nyatakan tempat wisata Bukit Alas Bandawasa tidak berizin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020