Muhammad Rais (9) murid SDN 047 Balonggede Bandung, Jawa Barat dari keluarga pemulung yang viral di media sosial mendapatkan bantuan kartu Indonesia pintar (KIP), tabungan Simpel (simpanan pelajar), dan perlengkapan sekolah dari Kemendikbud.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud, Abdul Kahar saat menyerahkan bantuan di SDN 047 Balonggede, Bandung, Jumat, menyatakan pemerintah terus berupaya memberikan perhatian kepada siswa dari keluarga tidak mampu.
"Kami sangat terbantu dengan masukan dan laporan dari masyarakat mengenai anak-anak yang membutuhkan bantuan. Mereka perlu dukungan kita bersama agar terus mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara,” ujar Abdul Kahar.
Abdul Kahar berharap dinas pendidikan dan sekolah yang memiliki kewenangan mengusulkan siswa penerima KIP untuk lebih aktif meningkatkan kualitas pendataan siswa dari keluarga miskin melalui data pokok pendidikan (Dapodik) dan sistem informasi program Indonesia pintar (Sipintar).
Dinas pendidikan juga diharapkan berperan aktif berkoordinasi dengan perangkat daerah/kecamatan/lurah, agar seluruh siswa dari keluarga miskin dapat menerima program Indonesia pintar (PIP) dengan mengawal proses pencatatan keluarganya ke data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Selain itu, pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota diharapkan mengoptimalkan perangkat daerah yang mempunyai fungsi pengawasan untuk mengawasi pelaksanaan PIP.
“Mulai dari proses pemutakhiran DTKS oleh dinas sosial setempat yang berkoordinasi dengan kelurahan, pengusulan oleh dinas pendidikan, sampai dengan aktivasi rekening, penarikan dana dan pemanfaatan dana,” ujar Abdul Kahar.
Abdul Kahar menegaskan, dalam situasi saat ini pemerintah pusat dan daerah dapat berperan aktif serta lebih responsif dan akomodatif terhadap perubahan kondisi kesejahteraan dari keluarga-keluarga di wilayahnya masing-masing.
Beberapa hari lalu, sebuah foto yang mengisahkan Muhammad Rais, pemulung yang mengerjakan tugas sekolah di trotoar viral di media sosial. Foto tersebut memperlihatkan Rais memegang secarik kertas ditemani dengan karung rongsokan dan duduk di trotoar jalanan Alun-alun Bandung.
Belakangan diketahui, Rais adalah siswa SDN 047 Balonggede Kota Bandung. Ia dikenal sebagai siswa yang rajin di sekolah.
Namun sayangnya, selama pembelajaran jarak jauh, Rais tidak bisa mengikuti sistem yang ada karena keterbatasannya tidak memiliki handphone.
Kisah inilah yang kemudian direspons langsung oleh Kemendikbud melalui pembagian KIP, Simpel dan perlengkapan sekolah.
Baca juga: Kemensos berikan bantuan bagi siswa miskin yang kesulitan belajar daring di Garut
Baca juga: Disdik Garut fasilitasi siswa miskin akses internet untuk belajar
Baca juga: Pemprov Jabar jamin biaya siswa miskin di sekolah swasta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud, Abdul Kahar saat menyerahkan bantuan di SDN 047 Balonggede, Bandung, Jumat, menyatakan pemerintah terus berupaya memberikan perhatian kepada siswa dari keluarga tidak mampu.
"Kami sangat terbantu dengan masukan dan laporan dari masyarakat mengenai anak-anak yang membutuhkan bantuan. Mereka perlu dukungan kita bersama agar terus mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara,” ujar Abdul Kahar.
Abdul Kahar berharap dinas pendidikan dan sekolah yang memiliki kewenangan mengusulkan siswa penerima KIP untuk lebih aktif meningkatkan kualitas pendataan siswa dari keluarga miskin melalui data pokok pendidikan (Dapodik) dan sistem informasi program Indonesia pintar (Sipintar).
Dinas pendidikan juga diharapkan berperan aktif berkoordinasi dengan perangkat daerah/kecamatan/lurah, agar seluruh siswa dari keluarga miskin dapat menerima program Indonesia pintar (PIP) dengan mengawal proses pencatatan keluarganya ke data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Selain itu, pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota diharapkan mengoptimalkan perangkat daerah yang mempunyai fungsi pengawasan untuk mengawasi pelaksanaan PIP.
“Mulai dari proses pemutakhiran DTKS oleh dinas sosial setempat yang berkoordinasi dengan kelurahan, pengusulan oleh dinas pendidikan, sampai dengan aktivasi rekening, penarikan dana dan pemanfaatan dana,” ujar Abdul Kahar.
Abdul Kahar menegaskan, dalam situasi saat ini pemerintah pusat dan daerah dapat berperan aktif serta lebih responsif dan akomodatif terhadap perubahan kondisi kesejahteraan dari keluarga-keluarga di wilayahnya masing-masing.
Beberapa hari lalu, sebuah foto yang mengisahkan Muhammad Rais, pemulung yang mengerjakan tugas sekolah di trotoar viral di media sosial. Foto tersebut memperlihatkan Rais memegang secarik kertas ditemani dengan karung rongsokan dan duduk di trotoar jalanan Alun-alun Bandung.
Belakangan diketahui, Rais adalah siswa SDN 047 Balonggede Kota Bandung. Ia dikenal sebagai siswa yang rajin di sekolah.
Namun sayangnya, selama pembelajaran jarak jauh, Rais tidak bisa mengikuti sistem yang ada karena keterbatasannya tidak memiliki handphone.
Kisah inilah yang kemudian direspons langsung oleh Kemendikbud melalui pembagian KIP, Simpel dan perlengkapan sekolah.
Baca juga: Kemensos berikan bantuan bagi siswa miskin yang kesulitan belajar daring di Garut
Baca juga: Disdik Garut fasilitasi siswa miskin akses internet untuk belajar
Baca juga: Pemprov Jabar jamin biaya siswa miskin di sekolah swasta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020