KPUD Depok menyusun sejumlah strategi penyesuaian dalam pelaksanaan Pilkada Depok 2020 agar tidak menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.

Ketua KPUD Depok, Nana Shobarna, di Depok, Jawa Barat, Senin, mengatakan, guna menghindari potensi kerumunan, mereka menetapkan jumlah maksimal pemilih dan panitia di TPS sebanyak 500 orang. Selain itu, KPUD Depok juga memberlakukan jadwal pencoblosan atau kedatangan pemilih ke TPS.

"Di formulir model C pemberitahuan tertera kolom kehadiran, masing-masing pemilih datang pada waktu yang telah ditentukan KPPS," katanya.

Pelayanan penyelenggaraan Pemilu di TPS, kata dia, tetap mengacu pada protokol kesehatan. Sebelum memasuki ruang TPS, pemilih akan dicek suhu tubuhnya, memastikan mereka menggunakan masker. Pemilih diarahkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian diberikan sarung tangan plastik sekali pakai, dan mengatur jarak duduk.

"Pemberian tinta yang biasanya dicelup, nanti akan diteteskan antisipasi penyebaran virus. Setelah itu diharapkan segera meninggalkan TPS," jelasnya.

Ia menambahkan, mereka juga menyediakan cairan desinfektan untuk masing-masing TPS. Sterilisasi akan dilakukan secara berkala, mulai dari sebelum sampai selesai pelaksanaan pemungutan suara.

"Kami pastikan semua petugas kami sudah diuji cepat, dan hasilnya non reaktif yang bertugas di TPS," ujarnya.

Baca juga: Jawa Barat beri status siaga untuk Depok dan Karawang terkait Pilkada

Baca juga: Komisi II DPR tinjau kesiapan pilkada di Depok dan Karawang

Baca juga: KPU Depok: Debat publik jadi salah satu referensi tentukan pilihan

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020