Bandung, 30/3 (ANTARA) - Anak berkebutuhan khusus (ABK) di Provinsi Jawa Barat, yang belum tersentuh pendidikan mencapai 53.000 jiwa.

Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) Jawa Barat, Dadi Supriyadi, di Bandung, Selasa, mengatakan, jumlah tersebut didasarkan pada survei yang dilakukan pihaknya pada tahun 2009.

"Data 2009 di Jabar sendiri jumlah ABK yang belum tersentuh pendidikan sebanyak 53.000 jiwa. Kebanyakan lahir dari keluarga ekonomi rendah," kata Dadi.

Ia menyatakan, hingga kini pola pikir masyarakat juga masih menganggap ABK sebagai aib.

"ABK masih dianggap sebagai aib, ditambah dengan sulitnya akses ke SLB, tidak seperti SD yang menyebar tiap kecamatan," ujarnya.

Menurut dia, permasalahan lain bagi dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus ialah kesejahteraan para tenaga pendidiknya.

Ia menjelaskan, kesejahteraan tenaga pendidik juga masih jauh dari kata sejahtera.

Dari 3.600 tenaga pendidik sekolah luar biasa, kata Dadi, baru 1.700 yang sudah berstatus PNS sedangkan sisanya sebanyak 1.900 orang masih berstatus tenaga honorer atau sukarelawan.

Dikatakannya, rata-rata pengabdian tenaga honorer atau sukarelawan di dunia pendidikan ABK ialah 5 hingga 10 tahun.

"Para sukarelawan ini berasal dari berbagai institusi. Saat ini kita berupaya supaya para sukwan itu diangkat PNS, atau kalau tidak disertifikasi. Ini tanggung jawab Menpan," katanya.

Namun, dibalik keterpurukan dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus ada sedikit kabar gembira dari Pemprov Jabar.

Dadi mengatakan, mulai tahun ini, rencananya Pemprov Jabar akan menaikan anggaran khusus untuk PLB menjadi 20 persen.

Pihaknya berharap, sekolah umum tingkat SD, SMP, SMA supaya mau merealisasikan amanat UU tentang sekolah inklusi, seperti sekolah umum jangan sampai menolak murid ABK yang mau sekolah di sekolah umum.

"Jika ada sekolah yang menolak ABK, maka sekolah tersebut bisa di-PTUN-kan. Makanya, sekolah inklusi ini wajib dilakukan semua sekolah umum," ujarnya.





(U.KR-ASJ/B/Y003/Y003) 30-03-2010 15:38:42

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010