Komandan Rayon Militer (Danramil) 1204 Kodim 0612 Tasikmalaya Mayor Inf. Deni Zenal mengembangkan pakan ternak alternatif dari azolla microphylla, sejenis tanaman paku air untuk membantu para peternak unggas saat pandemi COVID-19.
"Azolla ini sejenis tumbuhan paku air yg tumbuh asli habitatnya di sawah-sawah, danau yang tergenang, atau airnya tidak mengalir," kata Deni, dalam tayangan YouTube TNI AD, Selasa.
Deni menceritakan awalnya azolla dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, kemudian ada penelitian menyebutkan kegunaannya sebagai tumbuhan air menetralisasi perairan yang sudah tercemar.
Melihat kondisi pandemi sekarang ini, dia melihat banyak peternak yang kesulitan membeli pakan karena harganya makin mahal.
"Jadi, kami berpikir apa solusi atau alternatif lain agar ternak tercukupi kebutuhan pakannya tetapi cost pakan bisa diminimalkan," ujarnya.
Akhirnya, dia mendapatkan ide untuk belajar melalui media sosial dan tabloid yang ternyata ada beberapa alternatif pakan ternak unggas, salah satunya tanaman azolla.
Menurut dia, unggas, seperti ayam maupun bebek, sebenarnya sama seperti manusia yang membutuhkan protein hewani dan nabati.
Selain itu, Deni mengatakan bahwa masyarakat sekitar juga dilatih membudidayakan larva lalat atau magot black soldier fly (BSF) yang bermanfaat sebagai pakan ternak alternatif.
"Di desa binaan ini, awalnya dari pribadi menurunkan ilmu kepada para babinsa, kemudian babinsa menularkan kepada istri-istrinya anggota Persit. Alhamdulillah, mereka sudah memahami dan mau mempraktikkan di rumah masing-masing," kata Deni.
Sementara itu, Kabag Info Subdis Medlek Dinas Penerangan TNI AD Letkol Inf. Ismail membenarkan adanya Danramil yang mengembangkan pakan ternak alternatif itu. Bahkan, dia sudah pula menyambangi lokasi yang bersangkutan.
"Dahulu ada peternak karena pandemi tidak bisa membeli pakan ternak lagi. Akan tetapi, dengan inovasi Danramil dalam mengembangbiakkan azolla, masyarakat antusias karena biayanya murah dan ternaknya lebih besar dengan pakan azollla. Telurnya lebih banyak dibandingkan menggunakan pakan biasa," ujarnya.
Saifudin, peternak ikan dan bebek di Tasikmalaya, mengaku sempat mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak. Akan tetapi, setelah ada inovasi azolla dan maggot sudah bisa tercukupi.
"Dalam masa pandemi COVID-19 ini sangat membantu ekonomi masyarakat desa," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut manfaatkan eceng gondok di Sungai Cimanuk untuk pakan ternak dan kerajinan
Baca juga: Belatung dari Indonesia laku diekspor ke Belanda
Baca juga: Pemprov Jabar Kembangkan Pakan Ternak Indigofera
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Azolla ini sejenis tumbuhan paku air yg tumbuh asli habitatnya di sawah-sawah, danau yang tergenang, atau airnya tidak mengalir," kata Deni, dalam tayangan YouTube TNI AD, Selasa.
Deni menceritakan awalnya azolla dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, kemudian ada penelitian menyebutkan kegunaannya sebagai tumbuhan air menetralisasi perairan yang sudah tercemar.
Melihat kondisi pandemi sekarang ini, dia melihat banyak peternak yang kesulitan membeli pakan karena harganya makin mahal.
"Jadi, kami berpikir apa solusi atau alternatif lain agar ternak tercukupi kebutuhan pakannya tetapi cost pakan bisa diminimalkan," ujarnya.
Akhirnya, dia mendapatkan ide untuk belajar melalui media sosial dan tabloid yang ternyata ada beberapa alternatif pakan ternak unggas, salah satunya tanaman azolla.
Menurut dia, unggas, seperti ayam maupun bebek, sebenarnya sama seperti manusia yang membutuhkan protein hewani dan nabati.
Selain itu, Deni mengatakan bahwa masyarakat sekitar juga dilatih membudidayakan larva lalat atau magot black soldier fly (BSF) yang bermanfaat sebagai pakan ternak alternatif.
"Di desa binaan ini, awalnya dari pribadi menurunkan ilmu kepada para babinsa, kemudian babinsa menularkan kepada istri-istrinya anggota Persit. Alhamdulillah, mereka sudah memahami dan mau mempraktikkan di rumah masing-masing," kata Deni.
Sementara itu, Kabag Info Subdis Medlek Dinas Penerangan TNI AD Letkol Inf. Ismail membenarkan adanya Danramil yang mengembangkan pakan ternak alternatif itu. Bahkan, dia sudah pula menyambangi lokasi yang bersangkutan.
"Dahulu ada peternak karena pandemi tidak bisa membeli pakan ternak lagi. Akan tetapi, dengan inovasi Danramil dalam mengembangbiakkan azolla, masyarakat antusias karena biayanya murah dan ternaknya lebih besar dengan pakan azollla. Telurnya lebih banyak dibandingkan menggunakan pakan biasa," ujarnya.
Saifudin, peternak ikan dan bebek di Tasikmalaya, mengaku sempat mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak. Akan tetapi, setelah ada inovasi azolla dan maggot sudah bisa tercukupi.
"Dalam masa pandemi COVID-19 ini sangat membantu ekonomi masyarakat desa," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut manfaatkan eceng gondok di Sungai Cimanuk untuk pakan ternak dan kerajinan
Baca juga: Belatung dari Indonesia laku diekspor ke Belanda
Baca juga: Pemprov Jabar Kembangkan Pakan Ternak Indigofera
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020