Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Bogor Saepudin Muhtar alias Gus Udin mengingatkan tentang bahaya media sosial sebagai alat propaganda yang memicu aksi ekstremisme seperti yang sempat terjadi di beberapa negara Timur Tengah.

"Media sosial bisa menjadi alat gerakan sosial politik dan alat propaganda untuk melakukan aksi ekstremisme dan radikalisme seperti yang pernah terjadi di Timur Tengah, yaitu Arab Spring. Fenomena Arab Spring yang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika Utara itu bertujuan ingin mengganggu pemerintah yang sah," katanya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11).

Kandidat Doktor Politik Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu menyebutkan bahwa kondisi kebangsaan saat ini  mengkhawatirkan di tengah berkembang pesatnya informasi di media sosial.

"Mengkhawatirkan, karena sering kali terbawa isu hoaks yang menjadi salah satu pintu masuk gerakan radikal dan ekstremisme seperti yang pernah terjadi di Timur Tengah," kata Gus Udin.

Pria yang juga Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor itu berpesan agar masyarakat memanfaatkan media sosial secara bijak dan dapat mengantisipasi adanya upaya separatisme di dunia maya.

"Saat ini Indonesia sedang diterpa isu-isu sosial keagamaan, narasi yang dibangun ialah ketidakpercayaan kepada pemerintah, yang paling berbahaya ialah saat isu agama dijadikan senjata politik untuk menerapkan syariat Islam seperti yang terjadi di Mesir, Libya, dan Tunisia," tuturnya.

Bahasan tersebut juga ia ungkap dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) 2020 yang dibuka oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin secara virtual.

Selain KH Maruf, Rapimnas tersebut juga dihadiri secara virtual oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj dan Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar.

Di hari yang sama, setelah dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Bogor, Saepudin Muhtar hadir di lokasi acara untuk menyampaikan materi tentang Wawasan Kebangsaan.

Baca juga: Mantan pengikut ISIS Nurshadrina ajak milenial lawan propaganda radikalisme

Baca juga: Klarifikasi ungkapan 'propaganda Rusia' tidak mengarah negara

Baca juga: Ketua MPR: Berkembang propaganda dan hoaks diskreditkan UU Cipta Kerja

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020