Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berharap forum investasi "West Java Investment Summit 2020" (WJIS 2020) bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Jawa Barat, bukan hanya menjadi ajang untuk menarik investor semata.

"DPRD memberikan dukungan bagaimana BUMD yang menjadi pemegang proyek dalam WJIS 2020 ini bisa bekerja dengan baik, mulai dari SDM terbaik dan proyeknya jangka panjangnya, WJIS ini tidak hanya menarik investasi saja namun harus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," kata Sekretaris Komisi II DPRD Jawa Barat R Yunandar Rukhiadi Eka Perwira, Jumat.

Politisi Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Barat memberikan contoh keberadaan kawasan industri di Kabupaten Karawang yang selain bisa menghadirkan investor untuk pemerintahan daerah setempat namun juga membawa dampak negatif bagi kesejahteraan masyarakatnya.

"Banyak contoh seperti di Karawang, itu kita punya kawasan industri tapi di sisi lain yang kita dapat ialah angka pengangguran di sana masih tinggi, dan terjadi pencemaran lingkungan. Kemudian belum lagi hilangnya lahan pangan akibat adanya kawasan industri yang dilakukan di Karawang. Jadi ini juga harus diantisipasi," kata dia.

Oleh karena itu, kata Yunandar, pihaknya berpesan kepada BUMD yang menjadi pemilik proyek dalam berinvestasi yang ditawarkan pada WJIS 2020 agar tidak sampai merusak lingkungan, mengurangi kawasan pangan dan yang paling utama itu ialah bisa menjadi sumber kesejahteraan rakyat Jawa Barat.

Menurut dia, WJIS 2020 merupakan acara yang sangat baik sekali, yang dilakukan secara rutin oleh Pemprov Jabar karena bagaimana pun juga pembangunan itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mendapatkan dukungan dari investor.

"Karena keterbatasan anggaran dari pemerintah atau 'private sector' (sektor swasta) di wilayah Jabar. Jadi pada prinsipnya bagaimana mendatangkan investasi dari luar Jawa Barat sehingga ikut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," kata dia.

Pihaknya menilai pada acara WJIS 2020 masih lebih didominasi dengan acara bagaimana mengekspose proyek-proyek yang ada yang sifatnya seremonial sekali.

"Jadi itu bagaimana publik, khusus calon investor menjadi paham apa saja yang ada di Jabar. Saya mendukung itu memang, walaupun memang itu sebuah kick off-nya ya," kata dia.

"Seharusnya jangan berhenti sampai di sana pasca WJIS 2020 kemarin karena investor itu bukan konsumen. Mereka adalah mitra strategis yang harus diperlakukan lebih sekedar konsumen," kata dia.

Pihaknya menyarankan agar Pemprov Jabar menggelar "karpet merah" bagi para investor agar mau berinvestasi di Jawa Barat pasca dilaksanakan WJIS 2020.

"Pertanyaan utamanya ialah apa yang bisa kita lakukan, agar calon investor itu mau berinvestasi di Jabar. WJIS 2020 ini merupakan langkah yang baik di awal ketika kita menyampaikan apa saja yang bisa dijadikan proyek investasi bagi calon investor," kata dia.

Pemprov Jabar, lanjut dia, juga harus melakukan pendekatan kepada calon investor dan meyakinkan bahwa apa yang ditawarkan Pemprov Jabar di WJIS 2020 itu menguntungkan kedua belah pihak.

"Jadi ada yang sifatnya lobi, lalu ada yang sifatnya pendalaman informasi, kemudian ada yang sifatnya menunjukkan kelengkapan dokumen, kemudian kemudahan perizinan dalam melakukan investasi dan dan yang paling utama ialah bagaimana kita memberikan servis yang lebih baik dibandingkan wilayah lain, karena terkait investasi ini kita bersaing dengan wilayah di Indonesia dan luar Indonesia," kata dia.

Baca juga: Hotel berbintang segera hadir di Bandara Kertajati

Baca juga: PTPN VIII bangun kawasan industri di Kabupaten Subang


 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020