Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan proyek investasi di Kabupaten Majalengka, yakni Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) turut menegaskan kekuatan Rebana Metropolitan sebagai masa depan ekonomi Jabar.

"Rebana bukan hanya cerita, bukan hanya angan-angan, melainkan sudah ada action (tindakan). Dibuktikan 400 hektare yang sudah dikuasai oleh KIEM untuk dibangun sebuah kawasan industri," ujar Kang Uu.

Pada hari terakhir rangkaian forum investasi West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum berkeliling kawasan Rebana Metropolitan.

Dalam agenda penutup ini, Kang Uu meninjau empat proyek investasi di Kabupaten Majalengka dan Subang, yakni Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM); Business Park Kertajati Aerocity; groundbreaking Hotel Bintang 3 di Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB); dan Rebana Technopolis Industrial Estate.

Mengawali kunjungan lapangannya, Kang Uu meninjau KIEM yang merupakan satu dari 16 project investment ready to offer (IPRO) di WJIS 2020.

Proyek KIEM sendiri memiliki nilai investasi Rp1,25 triliun atau 86,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan berjarak sekitar 5 menit dari BIJB Kertajati serta 45 km dari Pelabuhan Patimban.

Ia menyebutkan terdapat tiga area di KIEM: industrial area, cluster area, dan business area.

Kang Uu menilai KIEM akan menjadi kawasan industri yang strategis dan menguntungkan bagi investor.

Ia pun yakin PT Dwipapuri Abadi (project owner KIEM) juga bisa membangun area dengan memperhatikan nilai-nilai kawasan yang baik, antara lain berwawasan lingkungan, berwawasan kesehatan, berwawasan pendidikan, dan juga berwawasan keindahan sehingga yang akan berinvestasi di daerah ini akan betah.

"Jabar melalui Pak Gubernur (Ridwan Kamil) mengundang seluruh investor untuk berinvestasi di sini (Rebana Metropolitan) karena ada kemudahan dalam izin, memiliki prospek yang baik, juga akan ada kemudahan dalam (konektivitas) transportasi," katanya.

CEO KIEM Tony Sukadil mengatakan bahwa KIEM menyerap kurang lebih 100 tenaga kerja.

Menurut dia, Jabar memiliki potensi luar biasa, baik dari segi industri maupun pariwisata.

Pihaknya juga berupaya ikut serta dalam pertumbuhan dan berpartisipasi dalam program-program pemerintah.

Untuk itu, Tony menegaskan bahwa pihaknya antusias bersama-sama membangun Jabar khususnya di Kabupaten Majalengka.

"Terutama untuk perkembangan ekonomi ke depan, sehingga (KIEM) ini bisa menumbuhkan kesejahteraan yang baik bagi lingkungan masyarakat yang ada di sini," kata Tony.

Berikutnya, Kang Uu meninjau loading test Grand Anila Apartment di Business Park Kertajati Aerocity. Berlokasi di area Business Park I, apartemen ini akan dibangun di lahan seluas 300 hektare.

Kertajati Aerocity sendiri dikembangkan oleh PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB di kawasan Bandarudara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Selain Business Park, Kertajati Aerocity juga akan memiliki Integrated Building, Cargo Village, Umrah Hajj Center, hingga Theme Park.

Setelah meninjau pembangunan apartemen di Business Park Kertajati Aerocity, Kang Uu menghadiri groundbreaking pembangunan hotel bintang 3, hotel bintang 5, dan MICE facility di kawasan Integrated Building Bandarudara Internasional Jawa Barat.

Untuk proyek tersebut, PT BIJB bekerja sama dengan PT Jaswita Jabar bertujuan mempermudah penumpang pesawat dari daerah lain untuk keberangkatan atau kepulangan di Bandarudara Internasional Jawa Barat.

"Selain itu, pembangunan hotel ini merupakan salah satu penyelamatan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19," ucap Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi.

Selanjutnya, Kang Uu meninjau pengembangan proyek Rebana Technopolis Industrial Estate di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Di tahap awal pengembangan Rebana Technopolis Industrial Estate, akan dibangun kawasan industri ramah lingkungan seluas 487 hektare dari total 6.127 hektare kawasan. Nilai investasi di tahap pertama ini mencapai Rp4,07 triliun atau sekitar 278,8 juta dolar AS.

Direktur Utama PTPN VIII Muhammad Yudayat menjelaskan bahwa pihaknya berupaya bertransformasi melakukan usaha-usaha lain yang berpotensi, termasuk kawasan industri yang ramah lingkungan. Selama ini, bisnis utama PTPN VIII adalah mengelola komoditas sawit, teh, dan karet.

"Nama Rebana Technopolis diberikan langsung oleh Bapak Gubernur (Ridwan Kamil). Nantinya, kawasan industri ini mengusung konsep industri ringan menengah dan mengusung teknologi," tutur Yudayat.

Usai melakukan kunjungan lapangan dan peninjauan, Kang Uu pun berpesan kepada seluruh project owner atau pemilik proyek untuk selalu memperhatikan wawasan lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan keindahan dalam pembangunan.

"Setiap pembangunan diperhatikan pergeseran pemanfaatan tanah, lingkungan sanitasi air, penyerapan air, juga pengendalian sampah," kata Kang Uu.

Baca juga: Bank BJB dukung Pemprov Jawa Barat bangun KEK Rebana Metropolitan

Baca juga: Kawasan Rebana Metropolitan diproyeksikan serap 4,3 juta pekerja

Baca juga: Ridwan Kamil tak ingin masyarakat sekitar "Rebana" jadi penonton

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020