Bandung, 11/3 (ANTARA) - Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo, di Bandung, Kamis, mengatakan, pihaknya ingin membuat museum yang akan menjadi artefak kebudayaan Sunda, khususnya musik bambu.

"Kami ingin membuat sentra budaya Sunda. Ini adalah bentuk tanggug jawab kami, selain Saung Angklung ini yang berfungsi sebagai museum hidup," kata Taufik Hidayat Udjo.

Taufik mengatakan, museum yang rencananya bernama Museum Udjo tersebut akan berdiri di bangunan tiga lantai yang tahap perancangannya sudah selesai.

"Di lantai pertama itu akan jadi tempat bagi karya-karya bambu dari para pengrajin di Jawa Barat, khususnya pengrajin di sekitar Saung Angkulung Udjo. Di lantai dua, baru museum karya-karya Pak Udjo, alat musik bambu, termasuk dokumen-dokumen penting tentang angklung buhun," katanya.

Menurut dia, rencananya museum itu mulai di bangun pada 2011, namun masih terkendala masalah dana.

"Sebenarnya idenya sudah ada dari tahun 1995, tapi ya butuh waktu lama untuk mewujudkannya. Karena Saung Angklung Udjo ini orientasinya bukan bisnis, tapi melestarikan seni tradisi," kata Taufik.

Menurut dia, pihaknya sebenarnya sudah pernah memasukan proposal untuk museum ini ke pusat, namun hingga sekarang belum mendapat tanggapan.

"Padahal ini bukan untuk kepentingan bisnis, murni untuk pelestarian budaya Sunda, ya semoga saja pemerintah bisa mengerti," katanya.

Ia mengatakan, dirinya tidak terlau berharap menerima bantuan dari Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi atau Kota, karena selalu terbentur oleh masalah anggaran yang kurang.

"Sudah ada permohonan secara lisan, tapi selalu terbentur anggaran. Masalahnya ini bukan masalah menanam modal dan cari untung" katanya.

Untuk itu, menurut Taufik, pihaknya akan lebih fokus mencari bantuan pada pihak swasta dan asing.

"Alhamdulillah, banyak pihak asing dan swasta yang mau bantu, termasuk yayasan pendidikan dari Uni Eropa," katanya.

Menurut Direktur Operasional Saung Angklung Udjo Satria Yanuar Akbar, perkiraan biaya untuk pembangunan museum ini berkisar Rp 3 miliar - Rp 5 miliar.

"Mungkin banyak orang berfikir, uang sebanyak itu apa tepat dipakai untuk museum semacam ini. Tapi untuk kebanggaan bangsa, tidak ada yang murah. Apalagi ini untuk kembali merebut dominasi angklung di dunia," katanya.

Aisyah

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010