Garut, 10/3 (ANTARA) - Pemasaran produk kompor jenis bioetanol menembus pangsa pasar Kabupaten Garut, yang selama ini dikelola melalui Koperasi "Samitra" pada Badan Ketahanan Pangan setempat.

Kompor berukuran pendek itu berbahan bakar bioetanol yang penggunaan setiap liternya setara dengan tiga liter minyak tanah, kata Ny Mumum Maemunah(42) saat ikut serta pada bazaar olahan pangan lokal memperingati hari jadi ke-098 Garut di halaman kantor Badan Ketahanan Pangan, Garut, Rabu.

Sedangkan setiap unit kompor dijual dengan harga Rp85 ribu, termasuk sebuah kemasan satu liter bioetanol, sementara harga seliter bioetanol Rp11 ribu, katanya.

Namun dipastikan bagi konsumen produk kompor, yang berdomisili di Talegong berjarak 120 km arah selatan dari pusat kota Garut, akan mengalami kesulitan jika bioetanol bahan bakar kompornya telah habis, karena terpaksa harus membelinya di koperasi "Samitera".

Sehingga mereka bisa memesan ke Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) kecamatan, untuk memesan pembelian bioetanol, sementara itu ongkos angkutan penumpang umum dari Talegong ke kota Garut bisa mencapai Rp150 ribu pulang pergi, belum termasuk ongkos menaiki sepeda motor ojek ke pelosok desa.

Sehingga disarankan, selain membeli kompor juga bisa sekaligus membeli banyak persediaan bahan bakar bioetanol, ungkap Ny Mumum dengan nada ringan.

Menyusul harga minyak tanah di lokasi terpencil kawasan Garut selatan (Gasela) saat ini, umumnya telah mencapai Rp10 ribu setiap liter, sehingga banyak diantara penduduknya yang terpaksa memanfaatkan kayu bakar karena untuk memperoleh isi gas elpiji berkapasitas 3 kg, juga kerap mengalami kesulitan, katanya.

John D hidayat

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010