PT Kereta Api Logistik (Kalog) memastikan kesiapannya untuk mendukung penguatan sistem logistik termasuk untuk mengangkut beragam komoditas yang dihasilkan produsen sektor kelautan dan perikanan nasional.
Direktur Utama PT. Kalog Hendy Helmi dalam rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Minggu, menyebutkan bahwa komoditas perikanan bisa masuk dalam lini bisnis Kalog yang meliputi angkutan multikomoditas serta terminal logistik yang sudah dilengkapi dengan cold storage serta kurir logistik dengan menggunakan boks berpendingin.
"Kalog siap melancarkan distribusi produk perikanan dengan menggunakan jalur kereta yang terhubung mulai dari stasiun Merak (Cilegon) hingga stasiun Ketapang (Banyuwangi)," kata Hendy Helmi.
Ia memaparkan, beberapa terminal Kalog berpotensi untuk dijadikan Hub Konsolidasi dan distribusi perikanan di pulau Jawa seperti Cilegon, Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Cilacap, Surabaya, Malang , Probolinggo, Jember dan Banyuwangi.
Lebih lanjut Hendry menerangkan bahwa posisi terminal-terminal Kalog yang berada di sepanjang lintas kereta api, dapat dengan mudah diakses moda truk dan moda lainnya. Bahkan, bisnis Kalog juga akan melayani angkutan akhir dengan moda lainnya atau integrasi multimoda.
"Ikan dari wilayah timur diangkut dengan kapal terus ditampung di pelabuhan, diangkut dengan reefer container kereta api dikirim ke Jakarta, dan begitu sampai Jakarta kita kirim dengan moda transportasi lain untuk sampai ke end user," jelas Hendry.
Sebelumnya, KKP mengajak berbagai perusahaan penyedia jasa transportasi dan distribusi dalam rangka memperkuat sistem logistik perikanan nasional.
"Saya mengajak para stakeholder terutama para pengusaha jasa logistik untuk sama-sama memperkuat sistem logistik perikanan nasional kita," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti.
Ia mengemukakan, KKP terus berupaya untuk memperkuat Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) guna memperlancar aliran ikan dari sentra produksi ke sentra industri.
Berdasarkan data KKP, produksi perikanan nasional mencapai 23,86 juta ton pada tahun 2019. Jumlah tersebut terdiri dari perikanan tangkap sebesar 7,53 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,33 juta ton, termasuk rumput laut.
Ia memastikan KKP tengah mengembangkan implementasi SLIN untuk membangun sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan yang terintegrasi, efektif dan efisien.
Hal itu untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Artati mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi dalam implementasi SLIN, salah satunya dalam menyediakan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan kebutuhan pasar.
Sebanyak 81 persen produksi perikanan terutama produksi perikanan tangkap berada di luar Jawa dan 50 persen Unit Pengolahan Ikan (UPI) berpusat di Jawa.
Baca juga: KAI Cirebon catat Rail Express angkut 2.379 ton logistik
Baca juga: PUPR targetkan akhir Oktober jalan akses Patimban bisa layani arus logistik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Direktur Utama PT. Kalog Hendy Helmi dalam rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Minggu, menyebutkan bahwa komoditas perikanan bisa masuk dalam lini bisnis Kalog yang meliputi angkutan multikomoditas serta terminal logistik yang sudah dilengkapi dengan cold storage serta kurir logistik dengan menggunakan boks berpendingin.
"Kalog siap melancarkan distribusi produk perikanan dengan menggunakan jalur kereta yang terhubung mulai dari stasiun Merak (Cilegon) hingga stasiun Ketapang (Banyuwangi)," kata Hendy Helmi.
Ia memaparkan, beberapa terminal Kalog berpotensi untuk dijadikan Hub Konsolidasi dan distribusi perikanan di pulau Jawa seperti Cilegon, Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Cilacap, Surabaya, Malang , Probolinggo, Jember dan Banyuwangi.
Lebih lanjut Hendry menerangkan bahwa posisi terminal-terminal Kalog yang berada di sepanjang lintas kereta api, dapat dengan mudah diakses moda truk dan moda lainnya. Bahkan, bisnis Kalog juga akan melayani angkutan akhir dengan moda lainnya atau integrasi multimoda.
"Ikan dari wilayah timur diangkut dengan kapal terus ditampung di pelabuhan, diangkut dengan reefer container kereta api dikirim ke Jakarta, dan begitu sampai Jakarta kita kirim dengan moda transportasi lain untuk sampai ke end user," jelas Hendry.
Sebelumnya, KKP mengajak berbagai perusahaan penyedia jasa transportasi dan distribusi dalam rangka memperkuat sistem logistik perikanan nasional.
"Saya mengajak para stakeholder terutama para pengusaha jasa logistik untuk sama-sama memperkuat sistem logistik perikanan nasional kita," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti.
Ia mengemukakan, KKP terus berupaya untuk memperkuat Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) guna memperlancar aliran ikan dari sentra produksi ke sentra industri.
Berdasarkan data KKP, produksi perikanan nasional mencapai 23,86 juta ton pada tahun 2019. Jumlah tersebut terdiri dari perikanan tangkap sebesar 7,53 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,33 juta ton, termasuk rumput laut.
Ia memastikan KKP tengah mengembangkan implementasi SLIN untuk membangun sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan yang terintegrasi, efektif dan efisien.
Hal itu untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Artati mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi dalam implementasi SLIN, salah satunya dalam menyediakan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan kebutuhan pasar.
Sebanyak 81 persen produksi perikanan terutama produksi perikanan tangkap berada di luar Jawa dan 50 persen Unit Pengolahan Ikan (UPI) berpusat di Jawa.
Baca juga: KAI Cirebon catat Rail Express angkut 2.379 ton logistik
Baca juga: PUPR targetkan akhir Oktober jalan akses Patimban bisa layani arus logistik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020