Palang Merah Indonesia (PMI) tengah fokus mencari solusi terkait antisipasi terjadinya penyebaran COVID-19 di pengungsian korban bencana alam, apalagi fenomena La Nina pada tahun ini meningkatkan curah hujan sekitar 40 persen yang bisa berdampak terjadinya bencana.

"Penampungan darurat menjadi konsen kami jika terjadi bencana di masa pandemi COVID-19. Kami pun sudah melakukan rapat koordinasi untuk memetakan penampungan yang layak yang bisa digunakan untuk menampung korban jika terjadi bencana agar terhindar dari virus yang bisa menyebabkan kematian ini," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi dalam konferensi pers yang dilakukan secara online, Rabu.

Menurutnya, penyiapan sarana penampungan untuk korban bencana alam di masa pandemi COVID-19 tentunya harus menjadi fokus utama, agar jangan warga selamat dari bencana alam, tetapi malah menjadi korban COVID-19 akibat penyebaran virus di tempat pengungsian.



Lanjut dia, tentunya sebelum pandemi biasanya hanya beberapa tempat yang digunakan untuk penampungan, tetapi sekarang ini jumlahnya tentu harus lebih banyak agar dalam satu ruangan ada jarak antarpengungsi sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Maka dari itu, pihaknya mencari solusi yang tepat jika terjadi bencana dan banyak warga yang mengungsi, salah satunya memanfaatkan gedung sekolah.

Bangunan sekolah bisa dimanfaatkan karena saat ini aktivitas belajar mengajar masih libur atau tempat lainnya yang bisa dijadikan tempat pengungsian sementara agar warga yang mengungsi tidak berdesakan dalam satu ruangan.

Selain itu, kapasitas tempat penampungan pun harus dikonversikan dengan jumlah pengungsi, sehingga ada jarak yang memadai antarapengungsi sesuai standar protokol kesehatan.



"Penerapan protokol kesehatan sangat penting khususnya di tempat pengungsian sementara, untuk itu dalam penyaluran bantuan PMI akan lebih banyak menambah paket hygiene kit untuk didistribusikan kepada pengungsi maupun relawan yang bertugas di lokasi bencana," tambahnya.

Arifin mengatakan pihaknya sudah melakukan simulasi terkait pengungsian berprotokol kesehatan tersebut dan di sisi lain, PMI pun sudah berkoordinasi dengan Unicef agar bisa menambah bantuan hygiene kit untuk korban bencana.

Sementara, Sekretaris Jendral PMI Pusat Sudirman Said mengatakan pihaknya juga akan mengupayakan pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 kepada para pengungsi di lokasi bencana.

Sarana lainnya yang disiapkan PMI di lokasi pengungsian seperti tempat cuci tangan lengkap dengan sabunnya, MCK dan sarana lainnya protokol kesehatan bisa tetap diterapkan.

Kemudian, relawan yang ditugaskan tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan dan lainnya, tetapi memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran COVID-19 di tempat pengungsian. 

Baca juga: Pemkab Garut siapkan tempat pengungsian sesuai protokol kesehatan

Baca juga: Pemerintah antisipasi potensi klaster pengungsian dampak buruk La Nina

Baca juga: BPBD Cianjur dirikan tenda darurat untuk 150 KK pengungsi

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020