Alumnus IPB University berhasil mengembangkan usaha yogurt Dairycious yang dipasarkan hingga Jabodetabek, Banjarmasin dan Medan dengan menerapkan prinsip menggandeng peternak dan warga setempat.
"Kami mengangkat tagline 'Fresh Milk from Local Farmer'. Maksudnya susu segar yang kami pakai benar-benar berkualitas dengan rasa buah asli bukan perasa buatan," kata Muhamad Arifin, alumnus Fakultas Peternakan IPB University, melalui siaran pers dari Humas IPB University yang diterima di Jakarta, Rabu.
Usaha yang berdiri pada 2015 lalu itu telah memiliki 41 ritel yang menjadi pelanggan penjualan yogurt Dairycious. Selain dipasarkan di Jabodetabek, Banjarmasin, dan Medan; yogurt Dairycious juga dijual kembali oleh beberapa penjual di Lampung dan Yogyakarta.
Setiap bulan, penjualan Dairycious bisa mencapai 8.000 kemasan hingga 10.000 kemasan dengan harga berkisar Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kemasan ukuran 140 gram.
Dairycious bisa mendapatkan omset penjualan Rp70 juta hingga Rp100 juta setiap bulan.
"Secara rutin kami suplai ke pasar modern dan ritel di Jabodetabek, termasuk para reseller. Jumlahnya tergantung pesanan dari pasarnya masing-masing," tuturnya.
Arifin merupakan lulusan Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Ketika menempuh pendidikan sarjana, dia berhasil mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation dan aktif di beberapa kegiatan dakwah kampus seperti Lembaga Dakwah Kampus Masjid Al Hurriyyah dam Lembaga Dakwah Fakultas Peternakan.
Setelah menyelesaikan program sarjana, Arifin meneruskan pendidikan di Program Magister Teknologi Hasil Ternak IPB University dengan menggunakan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Sempat bekerja di sebuah perusahaan selama dua tahun, Arifin bersama dua rekannya; Edgina Borton, yang juga alumnus Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University, dan Tahfidz Syuriansyah; memutuskan membuka usaha di bidang peternakan, yaitu yogurt Dairycious.
Dengan prinsip socioentrepreneur, Dairycious melibatkan 10 peternak dan enam warga setempat dalam mengembangkan usaha. Susu segar dari petani dibeli dengan harga Rp7.500 per liter, lebih tinggi daripada harga pembelian oleh koperasi maupun harga pasar.
Arifin dan kawan-kawan sudah merencanakan program pendampingan dan pelatihan bagi peternak sapi perah yang menjadi mitra untuk meningkatkan kepedulian peternak terhadap produk susu yang dihasilkan agar berkualitas tinggi.
"Bisnis bagus tetapi jangan sampai hanya mementingkan diri sendiri. Alangkah baiknya bila bisnis yang dijalankan bisa memberikan keuntungan dan manfaat bagi banyak orang," kata Arifin.
Baca juga: Dua mahasiswa IPB gagas wisata berkelanjutan Borobudur masa pandemi
Baca juga: Dosen IPB beri tips pelihara ikan hias untuk pemula, apa saja?
Baca juga: Alumnus IPB raih penghargaan Bank Dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami mengangkat tagline 'Fresh Milk from Local Farmer'. Maksudnya susu segar yang kami pakai benar-benar berkualitas dengan rasa buah asli bukan perasa buatan," kata Muhamad Arifin, alumnus Fakultas Peternakan IPB University, melalui siaran pers dari Humas IPB University yang diterima di Jakarta, Rabu.
Usaha yang berdiri pada 2015 lalu itu telah memiliki 41 ritel yang menjadi pelanggan penjualan yogurt Dairycious. Selain dipasarkan di Jabodetabek, Banjarmasin, dan Medan; yogurt Dairycious juga dijual kembali oleh beberapa penjual di Lampung dan Yogyakarta.
Setiap bulan, penjualan Dairycious bisa mencapai 8.000 kemasan hingga 10.000 kemasan dengan harga berkisar Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kemasan ukuran 140 gram.
Dairycious bisa mendapatkan omset penjualan Rp70 juta hingga Rp100 juta setiap bulan.
"Secara rutin kami suplai ke pasar modern dan ritel di Jabodetabek, termasuk para reseller. Jumlahnya tergantung pesanan dari pasarnya masing-masing," tuturnya.
Arifin merupakan lulusan Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Ketika menempuh pendidikan sarjana, dia berhasil mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation dan aktif di beberapa kegiatan dakwah kampus seperti Lembaga Dakwah Kampus Masjid Al Hurriyyah dam Lembaga Dakwah Fakultas Peternakan.
Setelah menyelesaikan program sarjana, Arifin meneruskan pendidikan di Program Magister Teknologi Hasil Ternak IPB University dengan menggunakan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Sempat bekerja di sebuah perusahaan selama dua tahun, Arifin bersama dua rekannya; Edgina Borton, yang juga alumnus Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University, dan Tahfidz Syuriansyah; memutuskan membuka usaha di bidang peternakan, yaitu yogurt Dairycious.
Dengan prinsip socioentrepreneur, Dairycious melibatkan 10 peternak dan enam warga setempat dalam mengembangkan usaha. Susu segar dari petani dibeli dengan harga Rp7.500 per liter, lebih tinggi daripada harga pembelian oleh koperasi maupun harga pasar.
Arifin dan kawan-kawan sudah merencanakan program pendampingan dan pelatihan bagi peternak sapi perah yang menjadi mitra untuk meningkatkan kepedulian peternak terhadap produk susu yang dihasilkan agar berkualitas tinggi.
"Bisnis bagus tetapi jangan sampai hanya mementingkan diri sendiri. Alangkah baiknya bila bisnis yang dijalankan bisa memberikan keuntungan dan manfaat bagi banyak orang," kata Arifin.
Baca juga: Dua mahasiswa IPB gagas wisata berkelanjutan Borobudur masa pandemi
Baca juga: Dosen IPB beri tips pelihara ikan hias untuk pemula, apa saja?
Baca juga: Alumnus IPB raih penghargaan Bank Dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020