Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menjalin komunikasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar dalam persiapan mekanisme penyediaan hotel untuk jadi ruang bagi tenaga kesehatan atau tempat isolasi mandiri warga positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan.
"Pemprov Jabar menyatakan siap merespon upaya Satgas Penanganan COVID-19 serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai penyediaan hotel untuk menyediakan ruang untuk dokter, tenaga kesehatan, maupun tempat isolasi mandiri masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik, Jumat.
Menurut dia, secara prinsip, pihak PHRI menyambut positif dengan program dari pemerintah pusat ini karena selain pertimbangan sisi kemanusiaan, kebijakan ini juga menjadi peluang baru agar kinerja perusahaan bisa bertahan di tengah pandemi.
Akan tetapi, lanjut Dedi, untuk realisasinya, membutuhkan persiapan yang matang terlebih dahulu karena ada banyak hal yang harus dipenuhi seperti penerapan standar protokol kesehatan khusus untuk perawatan.
Maka dari itu, Dedi mengaku belum bisa mengungkapkan jumlah pasti berapa hotel di Jawa Barat yang terlibat dalam program ini namun ada beberapa hotel sudah mengajukan penawaran kepada dinas kesehatan setempat seperti di Kota Bogor.
"Jadi targetnya hotel yang berpartisipasi ini bisa merata di semua daerah. Tapi mungkin untuk saat ini fokus di zona merah. Mudah-mudahan persiapan, koordinasi dengan pengusaha hotel termasuk dinas terkait dan kementerian bisa berjalan cepat dan baik," kata dia.
Di Jawa Barat terdapat hotel yang sempat dijadikan tempat menginap bagi para tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 yakni Grand Preanger Hotel di Kota Bandung dan sejumlah hotel pun sempat disiapkan jika dibutuhkan lebih banyak tempat perawatan pasien COVID-19.
Untuk jumlah tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan COVID-19 se-Jabar sendiri mencapai 4.094 dan total yang melayani pasien COVID-19 di Jabar ada 322 rumah sakit sedangkan keterisiannya baru 44,33 persen pada pekan lalu.
Di Kota Depok sendiri keterisian ruang isolasi di rumah sakit mencapai 73,08 persen, Kota Bekasi 67,60 persen, dan Kabupaten Bekasi 55,60 persen.
Kemudian di Kabupaten Bogor keterisian ruang isolasi di rumah sakitnya mencapai 52,21 persen, di Kota Bogor 49,83 persen, sedangkan di Kota Bandung sebagai Ibukota Jabar terisi 31,52 persen.
Di Provinsi Jabar juga terdapat sekitar 998 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota dan ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar serta kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dukungan hotel kelas bintang tiga, yang dapat dimanfaatkan bagi dokter dan tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19 dan untuk tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pemprov Jabar menyatakan siap merespon upaya Satgas Penanganan COVID-19 serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai penyediaan hotel untuk menyediakan ruang untuk dokter, tenaga kesehatan, maupun tempat isolasi mandiri masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik, Jumat.
Menurut dia, secara prinsip, pihak PHRI menyambut positif dengan program dari pemerintah pusat ini karena selain pertimbangan sisi kemanusiaan, kebijakan ini juga menjadi peluang baru agar kinerja perusahaan bisa bertahan di tengah pandemi.
Akan tetapi, lanjut Dedi, untuk realisasinya, membutuhkan persiapan yang matang terlebih dahulu karena ada banyak hal yang harus dipenuhi seperti penerapan standar protokol kesehatan khusus untuk perawatan.
Maka dari itu, Dedi mengaku belum bisa mengungkapkan jumlah pasti berapa hotel di Jawa Barat yang terlibat dalam program ini namun ada beberapa hotel sudah mengajukan penawaran kepada dinas kesehatan setempat seperti di Kota Bogor.
"Jadi targetnya hotel yang berpartisipasi ini bisa merata di semua daerah. Tapi mungkin untuk saat ini fokus di zona merah. Mudah-mudahan persiapan, koordinasi dengan pengusaha hotel termasuk dinas terkait dan kementerian bisa berjalan cepat dan baik," kata dia.
Di Jawa Barat terdapat hotel yang sempat dijadikan tempat menginap bagi para tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 yakni Grand Preanger Hotel di Kota Bandung dan sejumlah hotel pun sempat disiapkan jika dibutuhkan lebih banyak tempat perawatan pasien COVID-19.
Untuk jumlah tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan COVID-19 se-Jabar sendiri mencapai 4.094 dan total yang melayani pasien COVID-19 di Jabar ada 322 rumah sakit sedangkan keterisiannya baru 44,33 persen pada pekan lalu.
Di Kota Depok sendiri keterisian ruang isolasi di rumah sakit mencapai 73,08 persen, Kota Bekasi 67,60 persen, dan Kabupaten Bekasi 55,60 persen.
Kemudian di Kabupaten Bogor keterisian ruang isolasi di rumah sakitnya mencapai 52,21 persen, di Kota Bogor 49,83 persen, sedangkan di Kota Bandung sebagai Ibukota Jabar terisi 31,52 persen.
Di Provinsi Jabar juga terdapat sekitar 998 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota dan ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar serta kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dukungan hotel kelas bintang tiga, yang dapat dimanfaatkan bagi dokter dan tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19 dan untuk tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020