Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan kolaborasi dengan jurnalis dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, karena keduanya mempunyai peran sentral sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

"Keberadaan jurnalis sangat penting di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, karena fungsi dari wartawan adalah memberikan informasi, edukasi dan mengentertain masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran warga untuk bersama-sama melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Pengurus PMI Pusat Bidang Kesehatan dan Sosial Heru Aryadi saat melakukan webinar dengan jurnalis Sukabumi, Kamis.

Webinar yang bertemakan "Peran Jurnalis Dalam Upaya Memutus Mata Rantai Penyebaran COVID-19" ini penting dilakukan karena PMi dan jurnalis harus bekerjasama untuk menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

Menurutnya, jurnalis harus memberitahu apa itu COVID-19, cara penyebarannya, vaksin, beban fasilitas pelayanan kesehatan jika penyebaran COVID-19 tidak terkendali hingga mutasi virus ini yang hasil penelitian ternyata daya tularnya semakin tinggi.

Informasi tersebut tentunya sangat berguna bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi pandemi saat ini. Selain itu, edukasi harus dilakukan untuk menyadarkan warga akan bahaya COVID-19 karena siapapun bisa tertular dan bisa berujung kematian.

Tentunya peran jurnalis itu hampir sama dengan PMI yang sama-sama memberikan pencerahan agar masyarakat semakin peduli dan tidak menganggap remeh COVID-19, sehingga dalam beraktivitas baik di dalam maupun luar rumah harus menerapkan protokol kesehatan.

"Jurnalis merupakan salah satu garda terdepan di masa pandemi COVID-19, meskipun pemberitaan yang dibuat tidak langsung mengubah perilaku semua pihak, tetapi minimalnya ada yang sadar bahwa pentingnya melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.

Sementara, Ketua Sukabumi Journalist Forum (SJF) Toni Kamaja mengatakan insan jurnalis sejak awal pandemi sudah membuat berbagai berita tentang bahaya COVID-19. Namun harus diakui setiap pemberitaan yang dibuat memang selalu ada pro dan kontra, tetapi memang sudah menjadi tanggung jawab untuk memberikan informasi yang sebenarnya sekaligus mengedukasi masyarakat.

Selain itu, selama tujuh bulan terakhir atau sejak pandemi COVID-19 ditetapkan tidak bosan-bosan insan jurnalis memberikan keberadaan virus yang bisa menyebabkan kematian ini, bahkan harus bersusah payah mencaria informasi yang akurat demi memberitahu kondisi penyebaran virus yang semakin parah.

"Kami akui bahwa wartawan merupakan salah satu profesi yang berisiko tinggi tertular, tapi kami tidak akan berhenti untuk mengedukasi masyarakat agar bersama-sama mematuhi protokol kesehatan baik itu melalui produk berita yang menyejukan maupun yang menakutkan sekalipun," katanya.

Sama halnya, dalam webinar online Pimpinan PWI Kota Sukabumi Ahmad Rayadi menambahkan upaya jurnalis atau media massa dalam memberitakan COVID-19 bisa dikatakan sudah maksimal tentang informasi virus ini dengan tujuan agar seluruh elemen sadar akan bahayanya.

Maka dari itu adanya kolaborasi dengan PMI sebagai lembaga kemanusiaan yang fokus dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 akan sangat efektif dalam memberikan edukasi dan diharapkan berbagai ikhtiar yang dilakukan jurnalis dan PMI bisa mengubah kondisi warga yang saat ini kurang peduli menjadi peduli.

"Memang tidak mudah mengubah kebiasaan, tetapi dengan edukasi dari PMI maupun jurnalis warga minimalnya mulai berubah dan yang terpenting tidak menganggap enteng COVID-19," tambahnya.

Baca juga: Puluhan ASN Pemkot Sukabumi sisir warga tidak gunakan masker

Baca juga: Warga Sukabumi positif COVID-19 bertambah tujuh orang

Baca juga: Polres Sukabumi gandeng tokoh agama cegah COVID-19
 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020