Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari mengenang mendiang Jakob Oetama sebagai sosok jalan tengah dengan pemikiran-pemikirannya.
"Pak Jakob dikenal sebagai sosok jalan tengah. Dia selalu keluar dari perdebatan dengan pemikiran jalan tengah, baik itu menyangkut ekonomi maupun politik. Tulisan-tulisannya mencerminkan itu," kata Atal, melalui pesan singkat kepada Antara, di Jakarta, Rabu malam.
Atal menyebutkan sosok Jakob Oetama sebagai tokoh besar pers nasional yang mendirikan Kompas bersama dengan PK Ojong hingga menjadi media besar berkat keteladanannya.
"Beliau dikenal sebagai guru, bahkan ayah, dan juga tauladan bagi kemanusiaan," katanya.
Pengabdian Jakob Oetama terhadap organisasi PWI, diakuinya sangat besar, dan selalu menempatkan orang-orang terpilihnya di PWI, mulai Suwantoro, Robby Sugianto, August Parengkuan, Henry Ch Bangun, Suprapto, Muhammat Nasir, dan Tri Agung.
"Pak Jakob pertama kali menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jenderal di PWI Pusat, anggota Dewan Penasehat PWI, serta Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen," ujarnya.
Bahkan, kata Atal, Jakob Oetama kemudian menjadi Ketua Umum Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS).
Oleh karena itu, Atal menyampaikan bahwa Keluarga besar PWI merasa sangat kehilangan atas wafatnya Jakob Oetama.
"Keluarga Besar PWI turut berduka cita atas berpulangnya almarhum Bapak Yakob Oetama. Sungguh, pers nasional telah kehilangan sosok besar Yakob Oetama," pungkasnya.
Jakob Oetama, tokoh besar dunia pers Indonesia wafat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu siang, pada usia 88 tahun.
Baca juga: Dewan Pers merasa kehilangan sosok tokoh pers Indonesia Jakob Oetama
Baca juga: Obituari - Selamat jalan Jacob Oetama, maestro jurnalistik Indonesia
Baca juga: Parni Hadi: Jakob Oetama guru besar dan mata air keutamaan wartawan Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pak Jakob dikenal sebagai sosok jalan tengah. Dia selalu keluar dari perdebatan dengan pemikiran jalan tengah, baik itu menyangkut ekonomi maupun politik. Tulisan-tulisannya mencerminkan itu," kata Atal, melalui pesan singkat kepada Antara, di Jakarta, Rabu malam.
Atal menyebutkan sosok Jakob Oetama sebagai tokoh besar pers nasional yang mendirikan Kompas bersama dengan PK Ojong hingga menjadi media besar berkat keteladanannya.
"Beliau dikenal sebagai guru, bahkan ayah, dan juga tauladan bagi kemanusiaan," katanya.
Pengabdian Jakob Oetama terhadap organisasi PWI, diakuinya sangat besar, dan selalu menempatkan orang-orang terpilihnya di PWI, mulai Suwantoro, Robby Sugianto, August Parengkuan, Henry Ch Bangun, Suprapto, Muhammat Nasir, dan Tri Agung.
"Pak Jakob pertama kali menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jenderal di PWI Pusat, anggota Dewan Penasehat PWI, serta Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen," ujarnya.
Bahkan, kata Atal, Jakob Oetama kemudian menjadi Ketua Umum Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS).
Oleh karena itu, Atal menyampaikan bahwa Keluarga besar PWI merasa sangat kehilangan atas wafatnya Jakob Oetama.
"Keluarga Besar PWI turut berduka cita atas berpulangnya almarhum Bapak Yakob Oetama. Sungguh, pers nasional telah kehilangan sosok besar Yakob Oetama," pungkasnya.
Jakob Oetama, tokoh besar dunia pers Indonesia wafat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu siang, pada usia 88 tahun.
Baca juga: Dewan Pers merasa kehilangan sosok tokoh pers Indonesia Jakob Oetama
Baca juga: Obituari - Selamat jalan Jacob Oetama, maestro jurnalistik Indonesia
Baca juga: Parni Hadi: Jakob Oetama guru besar dan mata air keutamaan wartawan Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020