Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Jawa Barat, menyatakan pihaknya tengah menggali sektor ekonomi kreatif sebagai alternatif untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) pada masa pandemi COVID-19 ini.
Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari di Bandung, Kamis, mengatakan potensi ekonomi kreatif di Kota Bandung cukup tinggi apabila digali secara optimal.
Saat ini, pihaknya tengah membahas hal tersebut dan bakal dituangkan melalui rancangan peraturan daerah (raperda).
"Ekonomi kreatif belum kita gali, kita sedang bahas di raperda soal ekonomi kreatif, mungkin kita bisa menambah PAD lewat ekonomi kreatif," katanya.
Kenny mengaku PAD Kota Bandung memang cukup banyak bersumber dari sektor pariwisata seperti hotel, tempat hiburan, dan restoran.
Namun, kini PAD tersebut tidak normal akibat pandemi COVID-19.
Karena adanya penerapan protokol kesehatan, sejumlah sektor tersebut kini belum berjalan optimal. Apalagi sektor tempat hiburan masih belum ada yang beroperasi.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih terus meninjau sektor tempat hiburan setelah Pemkot Bandung memberi lampu hijau untuk beroperasi.
Namun, sektor hiburan itu perlu mengajukan permohonan dan perlu melengkapi protokol kesehatan secara ketat.
Menurut dia, dari sekitar 200 tempat hiburan, pihaknya baru menerima sekitar 80 surat permohonan dari tempat hiburan. Lalu, dari 80 permohonan itu, hanya 15 tempat hiburan yang dinilai layak beroperasi.
"Kita perhatikan terus hotel, tempat hiburan, restoran, tapi ekonomi kreatif terus kita gali, makanya sekarang raperda itu sedang kita bahas," katanya.
Baca juga: Retribusi pasar di Kota Bandung belum normal meski ramai pembeli
Baca juga: Warga Kota Bandung antusias tukar uang pecahan baru Rp75.000
Baca juga: Warga Kota Bandung diimbau tak adakan karnaval saat Tahun Baru Islam
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari di Bandung, Kamis, mengatakan potensi ekonomi kreatif di Kota Bandung cukup tinggi apabila digali secara optimal.
Saat ini, pihaknya tengah membahas hal tersebut dan bakal dituangkan melalui rancangan peraturan daerah (raperda).
"Ekonomi kreatif belum kita gali, kita sedang bahas di raperda soal ekonomi kreatif, mungkin kita bisa menambah PAD lewat ekonomi kreatif," katanya.
Kenny mengaku PAD Kota Bandung memang cukup banyak bersumber dari sektor pariwisata seperti hotel, tempat hiburan, dan restoran.
Namun, kini PAD tersebut tidak normal akibat pandemi COVID-19.
Karena adanya penerapan protokol kesehatan, sejumlah sektor tersebut kini belum berjalan optimal. Apalagi sektor tempat hiburan masih belum ada yang beroperasi.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih terus meninjau sektor tempat hiburan setelah Pemkot Bandung memberi lampu hijau untuk beroperasi.
Namun, sektor hiburan itu perlu mengajukan permohonan dan perlu melengkapi protokol kesehatan secara ketat.
Menurut dia, dari sekitar 200 tempat hiburan, pihaknya baru menerima sekitar 80 surat permohonan dari tempat hiburan. Lalu, dari 80 permohonan itu, hanya 15 tempat hiburan yang dinilai layak beroperasi.
"Kita perhatikan terus hotel, tempat hiburan, restoran, tapi ekonomi kreatif terus kita gali, makanya sekarang raperda itu sedang kita bahas," katanya.
Baca juga: Retribusi pasar di Kota Bandung belum normal meski ramai pembeli
Baca juga: Warga Kota Bandung antusias tukar uang pecahan baru Rp75.000
Baca juga: Warga Kota Bandung diimbau tak adakan karnaval saat Tahun Baru Islam
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020