Garut, 11/11 (ANTARA) - Ratusan warga penduduk Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, butuh tempat pengungsian yang bisa dijadikan tempat berteduh bersamaan datangnya musim penghujan dalam beberapa hari belakangan.

Camat Cisompet, U Haerudin, Rabu mengatakan bersamaan datangnya musim penghujan, setiap hari ratusan pengungsi korban gempa bumi di wilayah tersebut harus kehujanan.

Warga pengungsi telah menempati tenda keluarga di halaman rumahnya masing-masing, namun kapasitas nya kerap tak mampu menahan deras dan tinggi nya intensitas curah hujan, mengakibatkan banyak menimbulkan keluhan pengungsi yang merasa jenuh selama dua bulan lebih menderita, ungkap camat saat dihubungi dari Garut.

Kejenuhan para korban bencana termasuk desakan mereka, yang menuntut segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi (Rekon) kerusakan rumah penduduk, akan disampaikan kepada seluruh unsur Pimpinan DPRD provinsi Jawa Barat, menggelar pertemuan dengan Pemkab Garut di Kecamatan Pameungpeuk pada Rabu(11/11) malam.

Empat camat masing-masing dari Cisompet, Pameungpeuk, Cibalong dan kecamatan Cikelet, yang diundang pada pertemuan tersebut, sebelumnya menginventarisir berbagai permasalahan yang dihadapi nya, terkait sangat lambat nya dimulai kegiatan Rekon, ungkap Haerudin.
Ungkapan senada disampaikan camat Pameungpeuk, Jujun Juhana karena warga nya semakin mendesak segera dipasok bantuan untuk kegiatan Rekon, masing-masing yang bersumber dari Pemkab kabupaten, provinsi dan pusat, karena sampai sekarang masih belum jelas waktu rekonstruksi dimulai.

Bupati Aceng HM Fikri telah mengemukakan, Rekon mulai dilakukan pertengahan Nopember 2009, namun sampai sekarang masih belum terdapat tanda-tanda serius persiapan fisik dan finansial untuk pelaksanaan nya.

Sehingga camat Pameungpeuk, Cisompet, Cikelet dan Cibalong, yang diikutsertakan dalam pertemuan DPRD provinsi dengan Pemkab Garut itu, selama ini nyaris setiap hari didesak korban gempa Bumi, Rabu (2/9).

Sementara itu sebagian warga Pameungpeuk termasuk Edi(36), yang ditemui di kota Garut menyatakan kesal menunggu Rekon belum dimulai, padahal banyak pejabat tinggi negara setingkat Dirjen, Menteri bahkan Menko Kesra bersama rombongan nya telah berduyun-duyun melakukan kunjungan kerja ke lokasi bencana.
Kondisi tersebut diperparah adanya ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) di kecamatan Bungbulang, yang hingga kini masih mengalami traumatis dampak gempa bumi 7,3 SR, sehingga mereka tak mau belajar di sekolah, sebagaimana diakui Wakil Bupati Garut R. Diky Candra.

Malahan banyak kalangan berkeluarga yang menempati tenda, mudah tersulut emosionalnya akibat tak memadai terpenuhinya kebutuhan biologis. ***3***

John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/B/M019/M019) 11-11-2009 16:42:56

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009