Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pameran ekonomi bertaraf internasional, seperti Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat pemasaran produk-produk halal hingga ke pasar global.
"Penyelenggaraan ISEF juga dapat menjadi momentum akselerasi bagi semua pihak untuk memperluas kerja sama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat halal value chain untuk produk-produk halal," kata Ma'ruf Amin saat membuka ISEF ke-7 Tahun 2020 di Jakarta, Jumat.
Penyelenggaraan kegiatan ekonomi syariah yang bersifat internasional menjadi salah satu strategi Pemerintah untuk mengenalkan produk-produk halal dari Indonesia ke negara-negara asing.
Sebelumnya, dalam sebuah dialog bertajuk "Optimalisasi Kontribusi ekonomi dan Perbankan Syariah di Era New Normal", Kamis (6/8), Ma'ruf mengatakan acara-acara ekonomi tingkat internasional dapat menjadi ajang pengenalan produk halal Indonesia ke pasar luar negeri.
"Ini sekaligus untuk mengembangkan produk halal kita, memperkenalkan ke berbagai negara untuk kita ekspor. Event-event kecil banyak sekali, tetapi yang besar itu ada dua, ISEF dan Halal Summit," katanya.
Menurut Ma'ruf, halal kini telah bertransformasi menjadi gaya hidup yang tidak hanya dijalankan oleh umat Islam atau negara Islam saja. Beberapa negara maju juga sudah mulai menerapkan standar halal dalam kegiatan perekonomiannya.
Ma'ruf mencontohkan sebagian tempat pemotongan sapi di Australia juga menerapkan standar halal. Daging sapi halal pun juga mendapat minat cukup tinggi bagi masyarakat di negeri kanguru tersebut.
"Jadi ternyata, hasil pemotongan hewan yang halal itu bukan hanya orang Islam yang suka. Di Australia, itu justru lebih laku karena dianggap lebih bersih. Halal food is good food, dan itu sudah dipahami di berbagai belahan dunia," katanya.
Oleh karena itu, Ma'ruf berharap Indonesia dapat mengambil kesempatan untuk mengembangkan industri produk halal sendiri, sehingga tidak hanya sebagai pemberi label halal bagi negara lain.
"Produk-produk (halal) kita sudah sampai ke mancanegara. Jadi istilahnya syar'i lifestyle itu sudah menjadi tren. Ini menjadi penting untuk kita memiliki semangat mengembangkannya," ujarnya.
Baca juga: Wapres sebut Jabar berpotensi dikembangkan jadi kawasan industri halal
Baca juga: Halal Watch: Media jangan provokatif soal sertifikasi halal
Baca juga: Mendag : Tidak bermaksud beri peluang produk haram masuk Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020