Bandung, 9/11 (ANTARA) - Jenis tarian asal Jawa Barat "Ibing Tayub" yang sudah mulai langka kini sudah di masyarakatkan kembali untuk lebih mengenal kembali jenis tarian yang pada masa lalu dimainkan oleh para bangsawan.

"Jenis tarian ini termasuk langka. Oleh sebab itu kita coba mengenalkan kembali kepada masyarakat mengenai budaya yang sudah lama tidak dikenal oleh masyarakat," kata Direktur Operasional Saung Udjo, Satrya Yanuar Akbar, di Bandung, Minggu.

Pada tahun 1850 hingga 1950 tarian ini cukup akrab di masyarakat. Khususnya dikalangan para bangsawan.

"Biasanya yang menikmati tarian ini adalah para bupati-bupati di masa lalu yang sedang meluangkan waktunya. Tarian ini juga selalu digelar di pendopo atau rumah para bupati" ujarnya.

Selain itu, lanjut Satrya, tari "Ibing Tayub" ini juga mempunyai kekhasan sendiri.

Untuk musik dan sindenya hampir sama dengan jenis tari lain. Namun, pada masa itu tarian ini selalu ditemani dengan tuak atau ketan yang diawetkan yang bisa membuat seseorang menjadi mabuk.

Dia menyebutkan, tarian ini juga diperagakan oleh satu orang. Namun, bisa juga diberikan kepada orang lain. Sebab, lanjutnya, setiap penari diberi keris.

"Apabila keris tersebut diberikan kepada orang yang menyaksikan gelaran tersebut, maka orang tersebut harus menari. Namun, kalo ditolak bisa disampaikan kesebelahnya," ujarnya.

Dia menambahkan, sebetulanya tarian ini sudah ada sejak lama dari kerajaan Mataram. Namun, diolah kembali oleh masyarakat Jawa Barat dan diberinama tari "Ibing Tayub".

Sejauh ini, lanjut dia, gelaran tari ayub sudah dua kali dilakukan di Saung Angklung Udjo. Dalam gelaran yang dilakukan tersebut, mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat sekitar.

"Walaupun digelar di saung angklung Udjo. Saung ini tidak terbatas pada kesenian angklung saja. Kita juga harus dapat melestarikan kesenian lainya khususnya kesenian yang berasal dari Jawa Barat," ujarnya.

Setelah tarian ini dikenalkan kepada masyarakat, Satrya mengatakan, akan mendaftarkan tarian ini kepada Unesco menjadi hak paten tarian Jawa Barat.

"Kita daftarkan dahulu sebelum nanti di klaim negara lain," ujarnya.***3***

Jaka Permana
(T.PSO-058/B/M019/M019) 08-11-2009 19:03:32

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009