Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada Pemkab dan Pemkot Cirebon, untuk terus mengejar capaian tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 minimal bagi 1 persen dari jumlah penduduk yang ada.
"Pengetesan tes usap harus terus dilakukan untuk mengejar target minimal 1 persen dari jumlah penduduk," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Cirebon, Rabu, saat menggelar pertemuan dengan Kepala Daerah Cirebon.
Menurutnya dengan terus dilakukan tes usap kepada warga diharapkan akan semakin bisa diketahui jumlah penduduk yang sudah terpapar virus corona baru atau COVID-19.
Sehingga nantinya bisa semakin mudah dalam hal pelacakan serta penanganan kasus yang ada di masing-masing daerah.
Selain itu tes usap juga harus menyasar kepada orang yang memang rentan terpapar virus corona, seperti istilah yang lama yaitu bagi ODP dan PDP.
"Untuk tes usap juga harus menyasar ODP dan PDP yang merupakan istilah lama, dan itu harus diselesaikan terlebih dahulu," ujarnya.
Tidak hanya itu, penelusuran terhadap orang yang terpapar COVID-19 juga harus terus dilakukan, di mana seharusnya dalam setiap satu kasus minimal 20 orang kontak eratnya bisa menjalani tes usap.
Untuk itu kata Emil, Pemda Cirebon harus mengejar ketertinggalan yang ada, supaya target 1 persen dari jumlah penduduk bisa terpenuhi segera.
"Setiap satu kasus minimal 20 orang kontak erat yang mengikuti tes usap. Kita masih mengejar itu, orang Cirebon harus taat akan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cirebon terus melakukan tes usap massal
Baca juga: Hasil tes usap dua kluster COVID-19 di Cirebon dinyatakan negatif
Baca juga: Ratusan prajurit TNI di Garut jalani tes usap cegah penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pengetesan tes usap harus terus dilakukan untuk mengejar target minimal 1 persen dari jumlah penduduk," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Cirebon, Rabu, saat menggelar pertemuan dengan Kepala Daerah Cirebon.
Menurutnya dengan terus dilakukan tes usap kepada warga diharapkan akan semakin bisa diketahui jumlah penduduk yang sudah terpapar virus corona baru atau COVID-19.
Sehingga nantinya bisa semakin mudah dalam hal pelacakan serta penanganan kasus yang ada di masing-masing daerah.
Selain itu tes usap juga harus menyasar kepada orang yang memang rentan terpapar virus corona, seperti istilah yang lama yaitu bagi ODP dan PDP.
"Untuk tes usap juga harus menyasar ODP dan PDP yang merupakan istilah lama, dan itu harus diselesaikan terlebih dahulu," ujarnya.
Tidak hanya itu, penelusuran terhadap orang yang terpapar COVID-19 juga harus terus dilakukan, di mana seharusnya dalam setiap satu kasus minimal 20 orang kontak eratnya bisa menjalani tes usap.
Untuk itu kata Emil, Pemda Cirebon harus mengejar ketertinggalan yang ada, supaya target 1 persen dari jumlah penduduk bisa terpenuhi segera.
"Setiap satu kasus minimal 20 orang kontak erat yang mengikuti tes usap. Kita masih mengejar itu, orang Cirebon harus taat akan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cirebon terus melakukan tes usap massal
Baca juga: Hasil tes usap dua kluster COVID-19 di Cirebon dinyatakan negatif
Baca juga: Ratusan prajurit TNI di Garut jalani tes usap cegah penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020