Garut, 6/11 (ANTARA) - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut H. Budiman, juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) setempat menyatakan, berupaya segera mewujudkan yayasan perhimpunan orang tua penderita thalasemia (POPTI).
Jika yayasan sudah terbentuk di daerahnya, maka Pemda akan memfasilitasi berbagai kegiatan POPTI untuk menanggulangi jenis penyakit kelainan darah itu, katanya saat dihubungi, Kamis.
Sedangkan pembentukan POPTI Garut, dipastikan bisa menunjang pelaksanaan program Pemkab setempat di bidang kesehatan, diantaranya merealisasikan paradigma sehat dengan berbagai langkah nyata mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit.
Karena dengan semakin tersosialisasikannya pola hidup bersih dan sehat, pada seluruh lapisan masyarakat kabupaten, maka dengan sendirinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, katanya.
Sebelumnya Ketua POPTI provinsi Jawa Barat, Nunuk Joyo di Garut mengemukakan, jenis penyakit kelainan darah tersebut, bisa akibat faktor keturunan yang banyak diderita kalangan anak-anak di kawasan Laut Tengah, Timur Tengah dan wilayah benua Asia.
Gejala penyakitnya, mulai dapat terlihat pada anak usia 3-18 bulan berupa anemia, pucat, susah tidur, lemas, dan tidak bernafsu makan, ungkapnya.
Karena itu, dia berharap agar Pemda Garut mendukung sekaligus memfasilitasi kegiatan POPTI untuk memerangi maupun meminimalisasi thalassaemia di Kabupaten ini.
Kegiatan institusi ini pun, bisa untuk terus memberikan motivasi bagi para penderita thalasemia, karena dengan semangat dan motivasi tinggi, seberat apapun serangan jenis penyakit bisa banyak terbantu proses penyembuhannya.
Sehingga proses penyembuhan jenis penyakit apapun, tak hanya dilakukan secara "kuratif" (pengobatan medis) melainkan pula dengan kegiatan advokasi, pendampingan serta saling tukar-menukar informasi yang baik dan benar.
Hingga kini cukup banyak warga kabupaten Garut terserang thalasemia, namun data akuratnya masih belum bisa diketahui secara pasti, sebagaimana diungkapkan beberapa pegawai di lingkungan Dinas kesehatan setempat. ***3***
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 05-11-2009 18:16:21
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009
Jika yayasan sudah terbentuk di daerahnya, maka Pemda akan memfasilitasi berbagai kegiatan POPTI untuk menanggulangi jenis penyakit kelainan darah itu, katanya saat dihubungi, Kamis.
Sedangkan pembentukan POPTI Garut, dipastikan bisa menunjang pelaksanaan program Pemkab setempat di bidang kesehatan, diantaranya merealisasikan paradigma sehat dengan berbagai langkah nyata mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit.
Karena dengan semakin tersosialisasikannya pola hidup bersih dan sehat, pada seluruh lapisan masyarakat kabupaten, maka dengan sendirinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, katanya.
Sebelumnya Ketua POPTI provinsi Jawa Barat, Nunuk Joyo di Garut mengemukakan, jenis penyakit kelainan darah tersebut, bisa akibat faktor keturunan yang banyak diderita kalangan anak-anak di kawasan Laut Tengah, Timur Tengah dan wilayah benua Asia.
Gejala penyakitnya, mulai dapat terlihat pada anak usia 3-18 bulan berupa anemia, pucat, susah tidur, lemas, dan tidak bernafsu makan, ungkapnya.
Karena itu, dia berharap agar Pemda Garut mendukung sekaligus memfasilitasi kegiatan POPTI untuk memerangi maupun meminimalisasi thalassaemia di Kabupaten ini.
Kegiatan institusi ini pun, bisa untuk terus memberikan motivasi bagi para penderita thalasemia, karena dengan semangat dan motivasi tinggi, seberat apapun serangan jenis penyakit bisa banyak terbantu proses penyembuhannya.
Sehingga proses penyembuhan jenis penyakit apapun, tak hanya dilakukan secara "kuratif" (pengobatan medis) melainkan pula dengan kegiatan advokasi, pendampingan serta saling tukar-menukar informasi yang baik dan benar.
Hingga kini cukup banyak warga kabupaten Garut terserang thalasemia, namun data akuratnya masih belum bisa diketahui secara pasti, sebagaimana diungkapkan beberapa pegawai di lingkungan Dinas kesehatan setempat. ***3***
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 05-11-2009 18:16:21
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009